Sebelum Tewas di By Pass Ngurah Rai, Wanita Ini Tiga Kali Sampaikan Pesan Pada Prada Yanuar!
Prada Yanuar Setiawan sempat duduk lemas di trotoar, tepatnya di sebelah halte Trans Sarbagita
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Kematian Prada Yanuar Setiawan (20) meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Lara (35), kerabat korban mengaku kaget dan terpukul saat mendengar peristiwa yang dialami Prada Yanuar Setiawan (20), adik sepupunya.
Baca: Prada Yanuar Dikeroyok dan Ditusuk Hingga Tewas, Pelaku Utama Diduga Anak Anggota DPRD Bali
Baca: Wanita Ini Syok, Ternyata Sudah Punya Firasat Kurang Baik saat Prada Yanuar Pamitan
Pasalnya, sebelum peristiwa perkelahian yang berujung korban ditusuk hingga meninggal dunia tersebut, korban sempat ke rumah Lara yang beralamat di Pesanggaran, Denpasar.
Saat ditemui diruang tunggu Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (9/7/2017), Lara mengatakan, sebelum peristiwa nahas yang meninmpa adik sepupunya tersebut, sekitar pukul 19.00 wita pada Sabtu (8/7/2017) sore, korban ke rumah Lara dan ngobrol sambil minum kopi.
Baca: Ini Kondisi Jenazah Prada Yanuar Usai Ditikam, Diduga Ditikam Anak Anggota DPRD Bali!
Baca: Wajah Pelaku Penikaman Prada Yanuar di By Pass Ngurah Rai, Dicegat Lalu Ditikam Pisau Melengkung!
Baca: Ini Tempat Prada Yanuar Ditikam di By Pass Ngurah Rai, Lingkaran Putih Penuh Bercak Darah!
Baca: Status Siswa SMA di Denpasar Ini Akan Diputuskan Usai Pra Rekonstruksi Pembunuhan Prada Yanuar!
Baca: Prada Yanuar Ditikam Hingga Tewas di By Pass Ngurah Rai, Pangdam Udayana: Cari Tahu Posisi Pelaku!
Sekitar satu setengah jam korban bersama keluarganya di rumah, korban pun pamit mau keluar dan tidak nginap di rumah Lara.
Korban pun dijemput dua orang temannya dengan mengendarai dua sepeda motor sekitar pukul 20.30 Wita.
Saat dijemput, Lara sendiri sudah memiliki firasat tidak baik dengan adik sepupunya.
Ia pun sampai tiga kali berpesan kepada korban untuk berhati-hati di jalan.

Bahkan, Lara juga membuka pintu pagar dan mengantar adiknya saat hendak pergi.
Korban sendiri berpesan ke Lara bahwa besok pagi (kemarin pagi) akan balik ke rumah dan makan di rumah sekaligus pamit karena harus balik ke Asrama.
Dikatakan Lara, orang tua korban yang ada di kampung sendiri juga berpesan selain di Asrama, korban hanya bisa tidur di rumah Lara.
"Saya benar-benar kaget. Saya gak tau kronologinya seperti apa karena kejadian ini juga saya dengar dari kampung. Dia pamit mau ke Kuta. Saya tanya tidur disini ? Dia bilang tidur di tempat temannya dan besok pagi baru dia ke rumah dan makan di rumah. Sekalian pamit mau pulang ke Asrama," ujar Lara
Selain itu, Nasir yang juga keluarga korban saat ditemui di kamar jenazah kedokteran forensik RSUP Sanglah mengungkapkan, sebenarnya Yanuar saat ini masih dalam pendidikan dan pelatihan penjurusan infantri di Dodiklatpur Pulaki, Singaraja.
Yanuar ke Denpasar karena ijin berlibur (IBL) untuk menjenguk keluarga.
Yanuar sendiri juga rencananya akan dilantik pada tanggal 17 Juli 2017 di Pulaki usia mengenyam pendidikan di Singaraja.
"Dia lulusan secata. kejadian ini kami dari pihak keluarga mohon maaf tidak dapat memberikan keterangan terkait peristiwa yang menimpa Yanuar. Namun sejelasnya dapat menghubungi pihak atasan kami yakni Danrem. Pasalnya semua informasi sudah diserahkan ke Danrem," ujar Nasir.
Sementara itu, Kepala Bagian/SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr. Ida Bagus Putu Alit mengatakan, dari hasil autopsi yang dilakukan pukul 14.00 wita, diketahui korban meninggal dunia akibat luka tusuk di bagian kanan dada korban yang mengenai paru-paru dan jantung.
Jenazah korban diterima di ruang forensik pukul 09.00 Wita dan dilakukan pemeriksaan luar (PL) pada pukul 09.15 wita.
"Dari hasil PL, jenazah korban ditemukan luka terbuka pada dada dan daun telinga. Luka terbuka pada dada sesuai dengan luka tusuk. Perkiraan waktu kematian, korban meninggal kurang dari 8 jam sebelum pemeriksaan,"terang Alit.
Pantauan Tribun Bali, sekitar pukul 16.40 wita, jenazah korban dibawa ke rumah duka RSAD Udayana, Denpasar.
Rencananya, jenazah korban akan dipulangkan ke Manggarai, Senin (10/7/2017) pukul 14.40 wita siang dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali untuk dimakamkan di Reo, Manggarai.
Saksi Lihat Prada Yanuar Lemas Bersimbah Darah di Trotoar!

I Wayan Sutama (57), Minggu (9/7/2017) sekitar pukul 05.00 Wita baru saja bangun tidur.
Dirinya kaget mendapati suasana di depan rumahnya begitu ramai.
Rumahnya berada di seberang lokasi penusukan Prada Yanuar Setiawan (20) di Jalan By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung.
Mengetahui hal tersebut, ia bergegas keluar dan melihat korban duduk lemas di trotoar, tepatnya di sebelah halte Trans Sarbagita.
Sutama tidak tahu identitas laki-laki tersebut karena sudah dibonceng oleh dua orang laki-laki lain yang mengapitnya di atas sepeda motor.
Ia melihat darah berceceran di atas trotoar.
"Saya lihat, dua orang yang membonceng tersebut berkata 'Pak, bantu ini (menaikkan ke motor). Dia TNI," ujar Sutama menirukan ucapan laki-laki tersebut.
Sutama pun kemudian membantu menaikkan korban ke motor.
Tapi, ia mengaku tidak tahu korban dibawa ke mana.
Sutama sempat mengarahkan rumah sakit (RS) terdekat kepada dua orang laki-laki serta korban agar segera mendapat penanganan.
"Itu saja yang saya tahu, kejadian persisnya juga tidak tahu," imbuh Sutama.(opu/sur)