Mobil APV Terjun ke Danau Batur
Warga Terunyan akan Nyucian Segara Pasca Mobil APV Tenggelam di Dasar Danau Batur
Upacara mecaru itu digelar setelah kejadian mobil APV tenggelam di dasar danau yang menewaskan tiga orang, Senin (17/7/2017) lalu.
Laporan Wartawan Tribun Bali, Muhammad Fredey Mercury
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Warga Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, Bali berencana menggelar upacara mecaru sebagai upaya pembersihan secara niskala desa tersebut.
Upacara mecaru itu digelar setelah kejadian mobil APV tenggelam di dasar danau yang menewaskan tiga orang, Senin (17/7/2017) lalu.
Baca: Mencekam, Detik-Detik Evakuasi Jenazah Rita Ditarik dari Kaca Pecah Mobil di Dasar Danau yang Gelap
Baca: Sopir Mobil APV Nahas di Danau Batur Itu Ternyata Memang Gemar Berlibur
"Upacara tersebut merupakan langkah pembersihan secara niskala atas musibah yang terjadi di desa, walaupun musibah tersebut tidak menimpa warga desa," ujar I Ketut Jaksa, warga setempat, Rabu (19/7/2017).
Jero Bendesa Adat Desa Terunyan, Jero Puji Nyarikan Nada, mengatakan, pihaknya sudah melakukan paruman dengan warga, namun hingga kini pihaknya masih mencari hari baik untuk melakukan upacara tersebut.
"Belum pasti harinya karena masih menunggu penghulu desa. Sementara upacaranya sendiri yakni upacara panca sanak dan nyuciang segara," ujarnya.
Jero Puji menyebutkan, karena upacara ini bertujuan untuk pembersihan, maka upacara akan melibatkan seluruh warga desa dan memang tergolong besar.
"Dalam upacara ini sesaji yang dihaturkan mulai dari angsa, bebek, kambing, babi," ujarnya.
Terkait biaya upacara, Jero Puji mengungkapkan, biayanya sekitar Rp 20 juta.
"Bianyanya dari desa dan urunan dengan warga setempat," kata Jero Puji.
Di tempat terpisah, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Dan Pemukiman Bangli, I Made Soma, menanggapi kecelakaan itu, menurutnya, karena faktor human error, hingga mengakibatkan out of control (Hilang kendali).
"Kalau jalan kondisinya masih bagus, meski belum dilengkapi gadril (Guard rail) dan rambu," ucapnya.
Mengenai jalan di Desa Terunyan, Lanjut Soma, jalan tersebut dulunya hanyalah jalan setapak.
"Sebelum adanya jalan di Desa Terunyan dulunya masyarakat setempat lebih sering menggunakan media danau untuk membawa berbagai kebutuhan pokok yang akan dijual. Dampaknya, harga kebutuhan pokok naik hingga tiga kali lipat," jelasnya.
Karena dampak yang begitu besar dari belum adanya akses jalan, hingga dicap sebagai desa terisolir, maka masyarakat desa Terunyan berkeinginan kuat agar ada aksen jalan yang bisa dilalui kendaraan.
Keinginan untuk memilki jalan yang bisa menghubungkan masyarakat Desa Terunyan dengan desa tetangga (Desa Buahan dan Desa Kedisan), akhirnya terkabul seiring turunnya bantuan hibah Rp 1,3 miliar dari mantan Gubernur Bali, I Dewa Gede Bratha tahun 2007.
"Dana itu digunakan untuk pembuatan badan jalan baru yakni dari jalan setapak selebar 1 meter, dilebarkan menjadi 6 meter agar dapat dilalui kendaraan. Dana tersebut juga digunakan untuk pembuatan dinding penahan tanah (DPT) di beberapa titik serta pengaspalan," ujar Soma yang saat itu bertugas sebagai pengawas kegiatan.
Lanjutnya, meskipun ruas jalan itu baru menggunakan space lapen (tidak di-hotmix), pihaknya sempat mengusulkan agar ruas jalan di wilayah tersebut mendapatkan hotmix.
Hanya saja, saat pelelangan, pihak rekanan tidak ada yang berani mengambil ruas jalan sepanjang hampir 5 kilometer itu karena arealnya yang terjal.
Evakuasi APV
Pasca evakuasi korban kecelakaan pada hari Selasa (18/7/2017), SatLantas Polres Bangli melakukan evakuasi mobil APV yang ditumpangi oleh korban kecelakaan, ke dalam truk, Rabu (19/7/2017).
Proses tersebut memakan waktu hingga 2 jam.
Latif, buruh yang membantu evakuasi, mengatakan, bersama dua rekannya, mereka mengeluarkan mobil bekas kecelakaan yang dimasukkan ke dalam bak truk pasir berwarna putih-biru.
Terkait kesulitan evakuasi, kata pria berumur 27 tahun ini, prosesnya sempat terhambat lantaran ban mobil dalam posisi pecah, sehingga sempat macet dan susah jalan ketika dikerek menggunakan katrol.
Ketika akan memasukkan ke dalam bak truk, tidak ada ruang antara penyokan pada body mobil dan bak pada truk.
"Akhirnya kami paksa biar biasa masuk mobilnya. Ini masuk saja sudah susah, keluar pun juga susah," ucap pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini.
Kasat Lantas Polres Bangli, AKP I Gusti Ayu Udayani Addi mengatakan, proses evakuasi sebenarnya sudah dilakukan ketika mobil berhasil diangkat dari Danau Batur pada Selasa lalu.
Namun untuk memasukkan ke dalam truk, pihaknya sempat kesulitan lantaran jarak antara bak truk dengan mobil terlalu tinggi.
Terkait penyebab terjatuhnya mobil minibus berwarna silver dari ketinggian 40 meter tersebut, Udayani mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab kejadian yang merenggut tiga nyawa tersebut.
"Kami belum mengetahui secara pasti penyebab mobil itu bisa jatuh. Untuk itulah mobil itu dibawa ke sini (Polres Bangli) untuk dilakukan penyelidikan. Dan selama proses penyidikan berlangsung, mobil tersebut masih kami jadikan barang bukti di sini," ujar Udayani. (*)