14 Keanehan Dari Kerauhan Lila Arsana, Sebut Ratu Niang Tak Terima Pangayeman Puri Klungkung Dipugar
Kawasan tersebut dahulu diyakini sebagai areal kolam yang menjadi bagian dari Kerajaan Klungkung dan merupakan tempat permandian raja-raja.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Eviera Paramita Sandi
11. Menyebut harus ada pemisahan antara kolam renang dan panyiraman Ida Ratu Niang
12. Menyebut kolam renang itu sekala kalau panyiraman itu nanti dapat digunakan warga Bali yang sakit untuik melukat
13. Usai dipercikkan Tirta oleh polisi, Sumadana terdiam sejenak.
14. Sumadana lalu duduk di area Kerta Gosa dengan tubuh yang bercucuran keringat. Ia juga tampak sangat kelelahan.

Sekretaris Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Klungkung, I Gusti Ketut Kaler, yang menyaksikan peristiwa tersebut mengaku akan segera berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung, I Nyoman Mudarta.
“Meskipun hal ini di luar nalar kita, tapi inilah kepercayaan kita sebagai orang Bali. Saya akan sampaikan apa yang terjadi hari ini apa adanya ke Pak Kadis, dan nanti biar beliau yang menyampaikannya ke bupati atau sekda,” ungkap Gusti Kaler.
Rabu pagi, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, bersama wakilnya, Made Kasta, sempat mendatangi lokasi robohnya tembok panyengker kolam tersebut.
Di lokasi, Suwirta meminta dinas terkait untuk segera menangani.
Selain penanganan dalam waktu dekat berupa pembersihan puing, Suwirta juga menginstruksikan segera dibuatkan perencanaan untuk mengembangkan kolam peninggalan Puri Klungkung tersebut.
Kolam renang Lila Harsana dibangun sejak tahun 1930 atau sejak pemerintahan Belanda di Klungkung.

Kawasan tersebut dahulu diyakini sebagai areal kolam yang menjadi bagian dari Kerajaan Klungkung dan merupakan tempat permandian raja-raja.
Seiring berkembangnya waktu, areal tersebut diubah dan dikembangkan menjadi kolam renang umum yang saat ini dikelola oleh Pemkab Klungkung.
Selama ini, kolam Lila Harsana dijaga oleh Sumadana yang bertatus sebagai pegawai kontrak di lingkungan Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Klungkung. (*)