Ayah Siswa SMAN 7 Denpasar yang Tewas di Kolam Tiara Dewata: Ada Orang Terdekat yang Hilang
Semasa hidupnya, Jartha mengingat sosok Galang merupakan anak yang disiplin dan penurut
Penulis: I Dewa Made Satya Parama | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Siswa kelas I SMAN 7 Denpasar, I Komang Galang Tri Ananda Andika (15) tewas setelah tenggelam di kolam renang Tiara Dewata, Denpasar, Minggu (13/8/2017) kemarin sore saat melakukan private berenang.
Suasana duka masih begitu dirasakan sang ayah, I Wayan Jartha dan ibu korban, Nyoman Ayu Suastini.
Baca: Jenazah Siswa SMAN 7 Denpasar yang Tewas saat Les Renang Sudah Dibawa ke Jembrana
Baca: 12 Fakta Siswa SMAN 7 Denpasar Ini Tewas saat Pertama Kali Les Renang, Sempat Urungkan Niat
Keduanya masih tampak sedih dan terpukul atas kepergian anak bungsu dari tiga bersaudara ini.
Walau mengaku sudah ikhlas dengan kejadian yang mungkin akan membekas di ingatannya, Jartha yang bertugas di Polda Bali ini berharap agar kejadian serupa tak terulang lagi.
Jartha menceritakan dirinya pernah memiliki perasaan aneh seolah akan kehilangan seseorang terdekat dari hidupnya.
Belum lama ini, dia sempat berfoto bersama dengan satu keluarga besarnya.
Momen tersebut merupakan hal yang janggal karena dia tumben diberikan waktu untuk berkumpul dan foto bersama.
Tak disangka, perasaan tersebut benar-benar terjadi.
Semasa hidupnya, Jartha mengingat sosok Galang merupakan anak yang disiplin dan penurut.
Bahkan dia sangat bangga saat anaknya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang polisi.
Sementara itu, teman korban yang dulu sama-sama bersekolah di SD 3 Saraswati, Jerry Kusuma mengatakan Galang adalah teman yang baik dan cukup tegas.
Terkait penyebab kematian, Kepala Instalasi Kedoteran Forensik RSUP Sanglah, dr. Dudut Rustiyadi menjelaskan, pihaknya dapat mengetahui penyebab pasti kematian korban jika dilakukan autopsi.
Sementara, jenazah korban hanya dilakukan pemeriksaan luar.
Jenazah korban tiba di kamar jenazah, instalasi forensik RSUP Sanglah pada Minggu (13/8/2017) sekitar pukul 21.50 wita.
Selanjutnya, pada pukul 22.00 wita, jenazah korban dilakukan pemeriksaan luar (PL).
Dari hasil PL, pada jenazah korban tidak ditemukan luka-luka.
Sementara terkait waktu kematian, korban meninggal dunia antara 2 sampai 6 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar.
"Tidak ada permintaan autopsi. Jenazah hanya dilakukan pemeriksaan luar saja dan tidak diperiksa alat-alat dalam. Apakah korban banyak mengkonsumsi air atau tidak hanya bisa ditentukan jika dilakukan autopsi, "terang Dudut.(*)