Pasutri Asal Jepang Tewas Terbakar

12 Fakta Mengerikan Suami Istri Asal Jepang Tewas Terbakar di Jimbaran, Wajah Tak Bisa Dikenali

Pasangan suami istri (pasutri) berkebangsaan Jepang ditemukan meninggal dunia di dalam kondisi mengenaskan.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Widhyarta Suryawan
Sejumlah warga memadati rumah kontrakan pasutri asal Jepang yang tewas terbakar di Perum Puri Gading 2 Jimbaran, Badung, Senin (4/9/2017) 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Warga Perumahan Puri Gading 2, Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Senin (4/9/2017) siang, geger.

Pasangan suami istri (pasutri) berkebangsaan Jepang ditemukan meninggal dunia di dalam kondisi mengenaskan.

Baca: Tragis, Jenazah Suami Istri Tergeletak Berdampingan di Lantai, Olah TKP Dilanjutkan Pagi Ini

Ini 12 Fakta Mengerikan pasutri asal Jepang tewas terbakar di Jimbaran:

1.   Pasutri yang sudah sama-sama sepuh itu adalah Matsuba Nurio (76) dan istrinya Matsuba Hiroko (76). 

2.   Keduanya tewas terpanggang hingga mayatnya gosong.

3.   Mereka terbakar di dalam rumah kontrakannya di Perumahan Puri Gading 2 Blok F1 No. 6 Jimbaran.

4.   Ditemukan ceceran darah di lantai kamar dan kasur.

5.   Kejadian ini awal mula diketahui oleh seorang teman korban, Lukman Faik (39), yang melihat kepulan asap dari lantai dua atau kamar korban.

6.   Lukman yang merupakan seorang pedagang tahu, datang ke rumah kontrakan korban sekitar pukul 11.00 Wita.

7.   Pria yang juga tinggal di Perumahan Puri Gading ini datang karena diajak makan siang oleh korban.

8.   Sebelum menuju rumah korban, ia sempat menelepon korban. Namun telepon selularnya tidak bisa dihubungi.

9.   Kemudian Lukman datang ke rumah korban dan setibanya di sana ditelepon lagi tapi tidak bisa.

10.               Saat ia mengetuk pintu garasi, juga tidak ada jawaban. Lukman kemudian tersentak saat rumah bagian atas atau lantai dua terlihat gosong seperti habis terbakar.

11.               Lukman langsung minta tolong tetangga korban untuk menelepon kelian setempat, dan selanjutnya dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan.

12.               Satu per satu warga berdatangan hingga memadati bagian depan rumah korban.

Peristiwa ini tak pelak menyita perhatian warga.

Mereka penasaran ingin mengetahui kejadian yang menimpa pasutri asal Jepang tersebut.

Kejadian temuan asap mengepul itu sekitar pukul 11.30 Wita.

Namun, waktu kematian korban belum dapat ditentukan.

Beberapa menit kemudian, anggota Polsek Kutsel tiba di TKP. 

Olah TKP

Sementara pantauan Tribun Bali, tim identifikasi dari Polda Bali bergerak ke dalam rumah untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kamar lantai dua yang tampak gosong dan jendelanya terbuka akibat kebakaran.

Olah TKP dilakukan hingga pukul 17.00 Wita.

Hasil sementara olah TKP diketahui tiga kamar tidur di lantai dua terbakar, satu kamar mandi di lantai bawah terbakar, satu mayat berada di bawah tempat tidur dalam kondisi gosong, satu mayat lagi berada di sampingnya yang tertumpuk dengan kayu terbakar.

Wajah korban tak bisa lagi dikenali karena sudah gosong.

Selain itu, ditemukan ceceran darah seperti terseret dari kamar mandi lantai dua sampai di kamar tempat korban terbakar.

Ceceran darah juga ditemukan di kasur.

Belum diketahui pasti apa motif atau penyebab dua orang WN Jepang itu meninggal.

"Ini masih kami dalami. Apa penyebabnya. Apa karena dibakar atau membakar dirinya sendiri. Yang meninggal suami istri WN Jepang," ucap seorang anggota Reskrim Polresta Denpasar kepada Tribun Bali di lokasi kejadian, sore kemarin.

"Kalau ceceran darah memang ditemukan. Tapi belum bisa disimpulkan," tandasnya.

Ceceran darah tersebut belum dapat disimpulkan menjadi dugaan pembunuhan.

Sebab, kemungkinan-kemungkinan lain bisa jadi fakta kebenaran kejadian tersebut.

"Kalau seorang saja mungkin bisa disimpulkan pembunuhan. Kalau dua orang ini belum bisa," bebernya.

Aparat kepolisian Sat Reskrim Polresta Denpasar dan jajaran Mapolsek Kuta Selatan juga menerjunkan Tim K-9 saat melakukan olah TKP.

Tim K-9 diterjunkan setelah Tim Inafis terlebih dahulu berada di lokasi kejadian.

Aparat kepolisian dari tim buru sergap juga menyebar untuk menggali informasi.

Sedangkan tim inafis bekerja ekstra untuk menggali fakta-fakta di TKP yang dalam kondisi gosong itu. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved