Gunung Agung Dahulu

Gunung itu menewaskan ribuan orang (1.148 orang, data Departemen Pekerjaan Umum) dan merusak berbagai bangunan

AP
Gunung Agung ketika meletus pada tahun 1963. 

Disebutkan, warga mendengar suara letusan dan awan tersembur ke udara dari puncak gunung.

Kemudian pada 24 Februari 1963, lahar mulai turun di bagian utara gunung, dan meluncur sejauh 7 kilometer selama 20 hari.

Puncaknya letusan pada 17 Maret 1963, Gunung memuntahkan abu vulkanik sejauh 10 kilometer ke udara.

Desa-desa rusak, dan seribuan orang meninggal.

Pada 16 Mei 1963, letusan kembali terjadi dan menewaskan sekitar 200 orang.

Rangkaian aktivitas Gunung Agung terjadi hingga 1964.

Menurut catatan,  letusan terakhir terjadi pada 26 Januari 1964, setelah itu aktivitas Gunung Agung tak terlihat lagi.

Sebelumnya letusan 1963-1964, Gunung Agung pernah meletus pada 1808, 1821, 1843, 1908, 1915, dan 1917.

Terkait kondisi terkini Gunung Agung, alat seismograp yang dipasang di atas Gunung Agung mencatat ada peningkatan gempa bagian kawah.

Biasanya 1 hari cuma 3 - 5 kali gempa, kini meningkat menjadi lebih sering.

Ditambahkan, peningkatan gempa terjadi sejak bulan Augustus hingga hari ini.

Bahkan, pada Selasa (12/9/2017) gempa terjadi hingga belasan kali.

Yakni 7 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik lokal.

Kepala Pelaksana (kalak) BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa mengatakan status Gunung Agung kini sudah berubah jadi waspada karena ada peningkatan gempa.

Dampak ke warga sekitar belum ada.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved