Gunung Agung Terkini
AWAS, Gunung Agung Tertutup Awan Tebal dan Turun Rintik Hujan, Binatang Turun ke Lereng Gunung
Sejumlah binatang yang selama ini hidup di kawasan puncak Gunung Agung dikabarkan sudah mulai turun ke lereng gunung.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Senada dengan Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika.
Menurutnya, secara visual belum tampak kepulan abu di puncak Gunung Agung tapi kegempaan terus meningkat tajam sejak tiga hari terakhir.
"Hari ini (kemarin), meningkat tajam. Dari situ akhirnya disimpulkan kenaikan status dari Siaga ke Awas pada pukul 20.30 Wita," ungkapnya.
Rekomendasi PVMBG adalah masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Timur Laut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 12 kilometer.
Di dalam radius ini tidak boleh ada wisatawan atau aktivitas masyarakat di dalamnya.
Kepala PVMBG telah melaporkan kenaikan status Awas tersebut kepada Kepala BNPB, BPBD Provinsi Bali dan BPBD kabupaten di sekitar Gunung Agung untuk diambil antisipasi.
Dengan peningkatan status Awas, Kepala Pelaksana Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Dewa Made Indra, mengingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas di daerah bahaya.
"Zona merah di radius 9 km plus sektoral barat daya, selatan, tenggara, timurlaut, dan utara sejauh 12 km," ujarnya.
Pada Jumat (22/9/2017) kemarin, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung terus meningkat.
Magma di dalam kawah terus naik ke permukaan.
Gempa tektonik lokal mulai dirasakan warga yang berada di kawasan rawan bencana III, II, I (KRB I). Seperti di Kecamatan Kubu, Rendang, Manggis, dan Karangasem.
Kasbani menjelaskan, gempa hampir mencapai 600 kali.
Sedangkan dalam periode pukul 00.00-12.00 Wita terjadi 58 gempa vulkanik dangkal, 318 kali gempa vulkanik dalam, dan 44 kali gempa tektonik lokal.
Amplitudo vulkanik dalam masih stagnan rata-rata 4 sampai 8 mm.
Untuk vulkanik dangkal amplitudo 3-5 MM, durasinya 10-11 detik. Gempa tektonik lokal amplitudonya 7-8 MM, durasi mengalami peningkatan drastis dari 30-47 detik menjadi 36-89 detik.