Jejak Gembong Bom Bali I
Jejak Gembong Bom Bali I, Kumpulkan Informasi dari ‘Dunia Alam Gaib’, Ini yang Terjadi!
Kejadian ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia, dengan korban jiwa mencapai 202 orang.
Dalam buku setebal 342 tersebut diceritakan, sehari setelah kejadian saat sejumlah polisi dari berbagai daerah berdatangan ke lokasi kejadian, seorang dukun menawarkan bantuan.
Lantas, ia mendatangi Da'i dan menyodorkan sebuah foto bergambar seseorang yang menurutnya sebagai otak pengeboman.
Dukun tersebut memintanya untuk segera menangkap orang tersebut.
Namun, hal itu hanya dijadikan masukan oleh Da'i dalam proses pengungkapan jaringan terorisme yang ada di Indonesia.
Dari temuan Komjen Arif Wachjunadi, Kapolri Da'i Bachtiar kala itu sempat meminta Brigjen Jauhari untuk mengumpulkan seluruh informasi dari dukun.
"Brigjen Jauhari kamu saya tunjuk untuk menangani informasi perdukunan," kata Da'i, seperti dikutip dari buku tersebut.
Meski "dunia alam gaib" merupakan bidang yang paling mustahil bagi seorang anggota kepolisian, mau tidak mau Brigjen Jauhari harus melaksanakan perintah tersebut.
Tapi, semua itu dilakukan demi mengakomodasi pihak-pihak yang ingin membantu agar bisa segera menemukan petunjuk dan pelakunya.
"Itu tugas yang paling tidak mungkin bagi anggota polisi. Tapi, tetap harus dilakukan karena situasinya sangat sulit," kata Arif saat bercerita kepada Tribun di Jakarta belum lama ini.
Berbagai spekulasi terus berkembang liar paska-ledakan bom tersebut.
Banyak petugas yang terpengaruh pada asumsi publik.
Namun, tidak sedikit dari mereka yang percaya informasi dan data "alam gaib" dari paranormal.
Namun, bukannya melancarkan proses penyelidikan, metode penyelidikan tersebut justru menghambat kerja Polri.
Selain percaya takhayul, ada juga petugas yang menelan mentah-mentah kesimpulan para pengamat.
Padahal, mereka tidak terlibat dalam pencarian barang bukti dan petunjuk di tempat kejadian perkara (TKP) atau penyelidikan induktif.