PT Hardys Retailindo Pailit

Ternyata Cik Telah Melihat Tanda Hardys Akan Kolaps, Begini Pengakuannya

Banyak pihak yang tidak percaya dan tidak menyangka brand ritel terbesar di Bali ini bakal mengalami kolaps setelah dinyatakan pailit.

Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Suasana Hardys Mall di Jl Bypass Prof Ida Bagus Mantra, Banjar Siyut, Desa Tulikup, Gianyar, Senin (20/11/2017). Tampak baliho berisi pengumuman penghentian layanan yang dipasang di depan mall yang baru beroperasi sejak tahun lalu ini. Inzet: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Runtuhnya kerajaan bisnis ritel Grup Hardys mengejutkan masyarakat Bali.

Baca: Beredar Foto Gubernur Bali Jadi Pembicara Wisata Halal, Pastika: Tidak Ada Satupun Agenda Saya

Banyak pihak yang tidak percaya dan tidak menyangka brand ritel terbesar di Bali ini bakal mengalami kolaps setelah dinyatakan pailit.

Baca: Kisah Gede Hardi, Jaya dan Pailit dari Properti, Ternyata Bisnis Sejak Kuliah

Baca: Kerajaan Bisnis Ritel Gede Hardi Pailit, Tak Pernah Menyangka 6 Hal Ini Sebab dan Akibatnya

Baca: 13 Outlet Hardys Dibeli Orang Bali, Gede Sedana: Bangga yang Dibangun Gede Hardi, Melekat di Hati

Namun Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana, mengaku tak terlalu terkejut dengan keruntuhan kerajaan bisnis yang dibangun I Gede Agus Hardiawan tersebut.

Baca: Heboh Jennifer Dunn Dilabrak Anak Faisal Harris! Ternyata Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Baca: Suaminya Selingkuh Dengan Jennifer Dunn, Sarita Sebut Suaminya Mengaku Sejak Akhir 2016

Cik --panggilan akrab Causa Iman Karana-- sudah sejak lama telah melihat tanda-tanda Hardys akan pailit.

Tanda-tanda itu mulai terlihat setelah Hardys terus membeli tanah untuk residensialnya dan tanah ini tidak produktif.

Apalagi diketahui dana untuk investasi didapatkan dari 20 bank di dalam dan luar negeri.

Baca: Pesan Menyayat Hati Laila Sari Sebelum Meninggal ‘Nih Mama Sudah Sediakan Kain Kafan’

"Hardys terlalu ekspansif. Khususnya terlalu ekspansif ke sektor residensial yang akhirnya tidak prospektif. Kan akhirnya banyak tanah yang dibeli nganggur, seperti di Gianyar dan Negara. Nah kalau amatan saya ini di luar core-nya dia (Gede Hardi),” kata Cik kepada Tribun Bali, Senin (20/11/2017).

Saat diwawancarai Tribun Bali, Minggu (19/11/2017), Gede Hardi mengakui dirinya terlalu ekspansif.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved