Gunung Agung Terkini

Suara Teriakan Kera di Parkiran Pura Pasar Agung dan Jalan Penuh Lumpur, Begini Bahaya di Zona KRB!

Beberapa ekor hewan seperti anjing yang ditinggal di rumah warga ada yang mati, akibat kelaparan atau tidak kuat menghirup bau belerang.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Gunung Agung terlihat dari Amed,Karangasem, Kamis (30/11/2017) dini hari. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Pasemetonan Jagabaya Gunung Agung (Pasebaya) melakukan pemantauan bersama Kapolda Bali, Irjen Petrus R Golose, di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (1/12/2017).

Rombongan ini pun menemui beberapa perubahan signifikan terhadap vegetasi di sekitar Pura Pasar Agung di Desa Sebudi atau yang berjarak sekitar 5 Km dari kawah Gunung Agung.

Baca: 6 Perkembangan Terbaru Gunung Agung, Nomor 4 Tunjukkan Pergerakan Magma ke Permukaan

Baca: Fase Erupasi Gunung Agung 2017 Disebut Mirib Tahun 1963, Begini Penjelasan PVMBG

Tanaman keras seperti kopi, cempaka, boni, sengon, manggis, dan lainnya semua berguguran daunnya.

Bahkan ada yang mati akibat hujan abu yang mengandung zat belerang.

Sementara rerumputan dari Dusun Sogra menuju Pura Pasar Agung yang radiusnya 5 km dari bibir kawah tampak mengering.

Beberapa ekor hewan seperti anjing yang ditinggal di rumah warga ada yang mati, akibat kelaparan atau tidak kuat menghirup bau belerang. 

Suara teriakan binatang seperti kera terdengar di parkir bawah Pura Pasar Agung.

Diperkirakan suara tersebut pertanda kera kelaparan akibat buah yang biasa dimakan oleh kera tidak ada lagi.

Jalan menuju Pura Pasar Agung penuh lumpur dan atau sisa debu vulkanik.

Daun-daunan berserakan di aspal yang mengakibatkan jalan licin dan bisa menyebabkan kecelakaan apabila dilalui kendaraan.

Sementara bau belerang sangat kuat dan terasa.

Hingga mengakibatkan sakit kepala apabila terus menghirupnya.

"Saya dan jajaran melakukan pengecekan apakah KRB III benar-benar sudah steril? Sesuai arahan presiden, peristiwa erupsi Gunung Agung ini untuk zero insiden atau tidak ada korban jiwa. Karenanya kami imbau untuk tidak ada aktivitas apapun di KRB," tegas Petrus Golose.

Golose juga meminta Kapolsek Selat, AKP I Made Sudartawan, dan jajarannya untuk terus bersiaga di kantor Polsek Selat.

"Buka sana kantornya. Pindahkan lagi kantornya ke tempat semula. Tidak boleh nyingkir, masih jauh itu kantornya. Puskesmas saja buka," ujar Golose kepada Kapolsek Selat.

Sementara Korem 163 Wirasatya melakukan langkah antisipasi bagi masyarakat/wisatawan yang masih nekat untuk masuk ke zona kawasan rawan bencana erupsi Gunung Agung.

Terlebih, beberapa hari lalu sempat beredar video di media sosial yang menunjukkan ada warga yang masih nekat untuk mendaki ke Giri Tohlangkir.

"Kami Korem 164 Wirasatya sudah memetakan dan menjaga ketat 60 titik yang menjadi pintu masuk menuju Gunung Agung. Setiap titik ada 4-5 personel kita yang akan berjaga selama 24 jam," tegas Komandan Korem Wirasatya Kolonel Arh Gede Widiana, kemarin. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved