Bali Paradise
Tahukah Anda Asal Usul Pulau Bali? Diperkirakan Terbentuk 23 Juta Tahun Lalu dengan Cara Begini
Pembentukan Pulau Bali tidak hanya terjadi dalam sekali waktu, namun melalui proses yang cukup panjang.
Penulis: Ni Putu Diah paramitha ganeshwari | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Tahukah anda bahwa Pulau Bali yang sedang anda pijak saat ini ternyata merupakan hasil aktivitas gunung api bawah laut?
Kisah terbentuknya Pulau Bali diperkirakan sekitar 23 juta tahun yang lalu ketika gunung api bawah laut yang terletak di timur Pulau Jawa sedang menunjukkan aktivitasnya.
Akibat aktivitas itu, magma panas keluar dari perut bumi, mengendap, dan mengalami pengerasan. Hasil aktivitas selama beberapa waktu akhirnya membentuk daratan yang kini dikenal sebagai Pulau Bali.
Pembentukan Pulau Bali tidak hanya terjadi dalam sekali waktu, namun melalui proses yang cukup panjang.
Endapan magma yang membentuk Pulau Bali pun tidak hanya berasal dari satu gunung, namun beberapa. Magma berasal dari lapisan bawah kulit bumi, suhunya sangat panas sehingga melelehkan kerak bumi di atasnya atau yang dikenal dengan hotspot.
Selain aktivitas gunung api bawah laut, pulau Bali juga dibentuk dari hasil endapan bawah laut yang diduga berasal dari erosi batuan yang terdapat di Pulau Jawa bagian timur.
“Dulu, Pulau Bali menjadi satu dengan Pulau Jawa. Namun karena terjadi aktivitas vulkanik, akhirnya Bali dan Jawa kini dipisahkan oleh selat,” jelas Ika, pemandu Museum Geopark Batur.
Di samping cerita versi penelitian geologi, terbentuknya Pulau Bali juga tidak bisa dipisahkan oleh legenda Naga Basuki dan Bagawan Sidi Mantra.
Konon, Bagawan Sidi Mantra telah memisahkan Pulau Bali dan Jawa dengan kekuatan saktinya.
Hal tersebut dilakukan agar anak Sidi Mantra, Sang Manik Angkeran bisa memulai hidup baru di tempat baru setelah mendapat hukuman Naga Basuki.
Kisah terbentuknya Pulau Bali ini bisa anda terlusuri lebih lengkap ketika berkunjung ke Museum Geopark Batur.
Museum yang berlokasi di Jalan Panelokan, Kintamani, Bangli ini tidak sekadar menyimpan benda bersejarah seputar kegunung-apian.
Di tempat ini anda juga dapat mempelajari sejarah terbentuknya bumi, Pulau Bali, hingga kebudayaan manusia yang hidup di Bali.
“Ketika membicarakan tentang geopark, maka pembahasan tidak hanya berhenti pada hal-hal yang bersifat kebumian. Hewan, tumbuhan, hingga kebudayaan penduduk yang mendiami kawasan geopark pun tidak luput dari pembahasan,” ucap Ika. Museum ini memiliki tiga tema ruangan, yaitu ruang geologi, biodiversity, dan kebudayaan. Setiap ruangan memiliki hal-hal menarik yang dapat anda pelajari.
Di ruang geologi misalnya, anda dapat menemukan cerita-cerita menarik seputar proses terbentuknya daratan yang mungkin sedang anda tinggali.