Tokoh Puri Agung Denpasar Beberkan Untuk Bisa Menari Legong Lasem Butuh Waktu Latihan Setahun
Tiga orang anak menari di atas panggung. Gerak lincah tangannya mengikuti alunan gambelan dari sound sistem.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
"Ketiga, untuk pelestarian budaya mau tidak mau pemerintah harus turun tangan karena punya komitmen pelestarian budaya apalagi kota Denpasar memiliki trad mark kota berwawasan budaya. Peleatariannya harus dari anak-anak tidak bisa ujug-ujug pelestarian kalau anak-abak tidak kita persiapkan untuk melestarikan khusunya legong keraton ini," ujarnya.
Karena cenderung sulit, kebanyakan anak-anak yang mengabaikan Tari Legong, sehingga memilih tarian lain.
"Kalau tidak ada komitmen pemerintah, sekolah, sanggar-sanggar, orang tua, siapa yang mau belajar. Sekali tampil hampir 25 menit. Tidak ada yang mau belajar seperti ini," katanya.
Festival ini memperebutkan piala bergilir Walikota Denpasar dan piala tetap.
Adapun yang akan dicari yaitu terbaik satu perorangan dari terbaik satu sampai harapan 3.
Perorangan itu yaitu terbaik perorangan condong, perorangan prabu lasem dan perorangan diah langke sari.
Selain itu ada juga terbaik kelompok dari satu sampai harapan tiga.
"Kalau terbaik kelompok satu jelas akan menjadi juara umum," katanya.
Lomba ini diadakan sejak Sabtu (24/2/2018) hingga hari ini, Minggu (25/2/2018). (*)