Bandara Dibatalkan, Bangun Marina di Bali Utara yang Lebih Mewah dari Raffles Harbour Singapura
Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti, Made Mangku, menyatakan tidak akan berhenti untuk membangun di kawasan Bali utara.
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ady Sucipto
Saat ini, Bandara Ngurah Rai tengah dikembangkan untuk menyambut kegiatan Pertemuan Tahunan International Monetery Fund (IMF)-World Bank pada 8-14 Oktober 2018.
Acara itu bakal diikuti oleh 23 kepala negara dan 17.000 delegasi dari 189 negara.
Menurut Luhut, ada empat alasan pembatalan pembangunan Bandara Bali Utara. Pertama, kesulitan membangun akses kereta api.
Kedua, pemerintah akan memprioritaskan pengembangan Bandara Ngurah Rai. Menurut Luhut, pemerintah akan membuat runway (landasan terbang) tambahan di Bandara Ngurah Rai.
Ketiga, pemerintah akan memperbanyak tempat parkir pesawat di Bandara Ngurah Rai.
Keempat, pemerintah akan membangun jalur kapal Roro dari Pelabuhan Banyuwangi ke Bali Utara. Dengan begitu, nanti mobil yang masuk ke Denpasar bisa berkurang 30% sampai 40%.
Hal ini memupuskan keinginan masyarakat Bali untuk memiliki bandara internasional lain selain Ngurah Rai. Padahal Pemerintah Provinsi Bali telah memperjuangkan pembangunan bandara selama empat tahun.
Namun, lamanya pemerintah mengeluarkan izin penentuan lokasi (penlok) membuat nasib megaproyek ini terkatung-katung tanpa kejelasan.
Dana Investor

Sementara itu, PT Bandara Internasional Bali Baru (BIBU) Panji Sakti sebagai inisiator pembangunan bandara di Bali utara menyatakan sudah menempuh semua prosedur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 20/2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara.
Presiden Direktur BIBU Panji Sakti I Made Mangku masih berharap rencana pembangunan BIBU tidak sampai dibatalkan.
Dikatakan, saat ini persoalan yang belum selesai hanya satu, yaitu izin penetapan lokasi (Penlok) yang belum turun dari Kemenhub.
"Semua rekomendasi dari pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat sudah sudah dimiliki PT BIBU Panji Sakti," kata Made Mangku saat ditemui di Sanur, Denpasar, Senin kemarin.
Ia pun menegaskan, dana yang akan digunakan untuk membangun BIBU seluruhnya berasal dari investor dengan nilai Rp 27 triliun atau 2 miliar dolar AS.
“Jadi, BIBU sendiri tidak memanfaatkan dana pemerintah sepeser pun,” ungkapnya.