Soal Kemenkominfo Setujui Seruan Pemutusan Internet Saat Nyepi, Pak Menteri Malah Belum Tahu

Menkoinfo Rudiantara, mengaku belum tahu jika Kemenkominfo telah menyetujuinya seruan pemutusan internet saat Hari Raya Nyepi.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
KOMPAS.com/Yoga Hastyadi Widiartanto
Menkominfo Rudiantara dalam Pembangunan Proyek Jaringan Komunikasi Kabel Laut Australia-Indonesia-Singapura di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/12/2017) 

Ketua FKUB Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, juga menegaskan bahwa pemutusan internet saat Nyepi hanya terkait dengan paket data untuk media sosial.

"Karena pengalaman kemarin, bandara tutup, pelabuhan tutup. Ternyata di udara ramai. Dan ramainya itu bukan karena pekerjaan karena memang saat itu tidak boleh bekerja. Tapi ramai hal-hal yang negatif termasuk provokasi. Hal inilah yang mengganggu kekhusyukan Nyepi," katanya saat dikonfirmasi, kemarin.

Untuk teknis pemutusan internet, kata dia, nanti akan ditentukan provider dan Kemenkominfo.

"Nanti Kemenkominfo akan mengumumkan hal ini ke seluruh Indonesia. Memang hal ini hanya berlaku di Bali, akan tetapi ini bertujuan untuk pemberitahuan bahwa medsos untuk di Bali ditutup. Kalau dari luar WA (WhatsApp) ke nomor Bali tidak bisa," ujarnya.

Beri Jempol Operator

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengatakan keputusan untuk mematikan Internet saat Nyepi merupakan keputusan yang baik.

“Ya bagus dong, supaya sesuai dengan hikmah dari Nyepi itu, untuk kita mensucikan diri, menenangkan diri, introspeksi, mulat sarira, meningkatkan sradha bakti, dan bukan dengan berkelahi dengan orang lain,” kata Pastika, kemarin.

Senada dengan Pastika, Ketua DPRD Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, juga mendukung keputusan tersebut karena menurutnya pada saat Nyepi bumi bisa “bernapas” selama 24 jam.

“Saya beri jempol pada operator, karena mereka juga ikut berpikir memberikan kesempatan bumi untuk bernapas,” katanya saat ditemui di ruang Ketua DPRD Bali.

Wiryatama melanjutkan terkait dengan keputusan tersebut, pro dan kontra di masyarakat pasti ada, namun dikatakannya jika dilihat secara keseluruhan esensi dari Nyepi adalah memang betul-betul sepi dengan semua aktivitas.

“Saya sangat setuju dan mendukung,” tandasnya.

Sebelumnya, Majelis-Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali mengeluarkan seruan terkait Pelaksanaan Hari Nyepi Tahun Caka 1940 tertanggal 15 Februari 2018.

Pada butir keempat seruan tersebut, tertulis bahwa provider penyedia jasa seluler diharapkan untuk mematikan data seluler (internet) dari hari Sabtu (17/3) pukul 06.00 Wita sampai dengan Minggu (18/3) pukul 06.00 Wita.

Ketua PHDI Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, kembali menegaskan tujuan dari mematikan internet tersebut supaya konflik-konflik dan gesekan-gesekan dalam masyarakat saat Nyepi dapat diminimalisir.

“Seperti Nyepi tahun lalu, banyak berita-berita hoax yang menyebabkan kesimpangsiuran yang menyebabkan hampir terjadi kerusuhan, tidak hanya di Bali tetapi di luar Bali,” katanya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved