Kapal Tenggelam di Selat Bali
BREAKING NEWS: 1 Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Ditemukan di Bali, Kenakan Jimat di Pinggang
Menurut pantauan, sedikitnya ada tiga orang keluarga mulai dari adik korban hingga sepupu datang ke ruang jenazah RSU Negara.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Jenazah pria yang ditemukan di pesisir Pantai Penginuman, Gilimanuk, Bali, dipastikan salah satu korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam tiga bulan lalu.
Pihak keluarga korban juga sudah datang ke Jembrana untuk memastikannya. Mereka berkoordinasi dengan Polres Jembrana serta RSU Negara.
Diketahui, pria yang disebut sebagai Mukhamad Syakur (37) asal Desa Krapyakrejo, Kecamatan Gading Rejo, Pasuruan, Jawa Timur.
Pihak keluarga meyakini jenazah tersebut adalah korban KMP Tunu Pratama Jaya karena melihat sesuai fisik dan pakaian yang dikenakannya.
Baca juga: JENAZAH Surata Dinanti Sang Istri & Keluarga, Korban KMP Tunu Ikuti Mulang Pakelem di Selat Bali
Selain itu, korban juga diketahui mengendarai mobil pikap dengan muatan mebel dan sering melakukan pengiriman Jawa-Bali.
Selain itu, yang identik adalah penggunaan jimat pada pinggang korban.
Menurut pantauan, sedikitnya ada tiga orang keluarga mulai dari adik korban hingga sepupu datang ke ruang jenazah RSU Negara.
Saat ini mereka masih menunggu sejumlah dokumen dari Polda Bali untuk selanjutnya dipulangkan menuju rumah duka di Pasuruan, Jawa Timur.
"Kami (keluarga) mendapat informasi dari kepolisian di Pasuruan bahwa ada penemuan jenazah dan diduga korban dari kapal tenggelam," sepupu korban, Muhamad Hasan (43) didampingi keluarga lainnya di RSU Negara, Selasa 7 Oktober 2025.
Dia melanjutkan, ketika ditunjukkan fotonya tersebut, keluarga mulai memastikan bahwa jenazah tersebut adalah keluarganya.
Melihat dari pakaian yang digunakan yakni celana pendek dan jaket serta tas pinggang yang melekat.
Dia mengungkapkan, korban Mukhamad Syakur tersebut merupakan pengusaha meubel yang sering tau biasa mengirim barang ke Bali.
Selain itu, ciri identik yang paling diingat keluarga adalah sejak kecil ada bibir sumbing atau pada bagian giginya tidak begitu rata.
"Dini hari tadi kami sudah yakini dengan ciri fisik yang identik tersebut. Kemudian pakaian (kaos dan celana) yang digunakan sampai saat ini. Bukti pakaian yang digunakan juga terlihat dari CCTV di rumah kami (Pasuruan) sebelum berangkat ke Bali," ungkapnya.
"Istrinya juga sangat meyakini bahwa korban akan pulang atau kembali. Memang suatu keajaiban," imbuhnya.
Kepergian korban, meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yakni dua orang perempuan dan satu orang laki-laki.
"Saat ini masih menunggu proses lebih lanjut termasuk dokumen dari pihak kepolisian," tandasnya.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.