Bule Naik ke Padmasana, PHDI Minta Semua Pangempon Wajib Gembok Pura
PHDI juga melarang wisatawan masuk ke areal pura di luar upacara keagamaan, meskipun dia membayar.
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
“Agar jangan dipakai alasan apabila sudah membayar bebas melakukan apa saja. Supaya tidak ada lagi hal-hal yang menyebabkan pura kita tercemar sehingga menurunkan taksu Bali,” kata Sudiana.
Jika areal pura tidak digembok, diharapkan agar wilayah tempat suci umat Hindu itu ada penjaganya khusus.
Dan, yang diperbolehkan masuk hanya bagi umat yang ingin bersembahyang.
Sudiana menambahkan, pangempon pura semuanya diminta dapat membatasi wilayah pura yang diperbolehkan wisatawan untuk dikunjungi.
Yakni terutama wilayah utama mandala agar diberikan pembatas ataupun pintunya digembok jika tidak sedang pelaksanaan piodalan karena utama mandala harus steril dari aktivitas di luar keagamaan.
"Orang yang masuk ke pura itu sebenarnya kan tidak sembarangan. Sesuai keputusan Parisada orang masuk ke pura atau tempat suci harus bersih, suci, sopan dan suci. Maka untuk wisatawan sebaiknya dilarang masuk ke utama mandala, caranya ya pintunya digembok," ujarnya lagi.
Pihaknya dalam waktu dekat juga akan duduk bersama dengan jajaran Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) untuk mensosialisasikan hal ini pada pengurus desa pakraman (desa adat).
Buat Aturan Jelas
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali, Anak Agung Yuniartha Putra mengatakan, sebaiknya di setiap pura ditempelkan aturan-aturan bagi setiap pengunjung.
Ia pun mengaku telah menyampaikan ke ASITA (Asosiasi Travel Agent) Bali untuk ikut membantu membuat pengumuman berupa aturan-aturan bagi wisatawan yang ingin mengunjungi pura.
“Supaya di setiap pura, ada aturan-aturan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan wisatawan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris,” harapnya.
Ia mencontohkan objek wisata di luar negeri yang jelas aturannya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan wisatawan. "Jadi aturan jelas," tambahnya.
Mengenai kasus bule yang sampai naik ke padmasana, Yuniartha tak menyalahkan sang wisatawan.
Dikatakan, hal ini karena tidak ada orang di Pura Gelap, dan juga ada tangga sehingga dia berkeinginan untuk naik.
“Secara logika, begitu wisatawan ini melihat tangga berarti boleh dinaiki, karena tidak ada orang yang memberitahukan di sana,” ujarnya.