‘Saya Merintis GWK Sudah 28 Tahun, Dari Masih Muda Hingga Sekarang Sudah Tua’
Keberhasilan pembangunan patung GWK hingga saat ini merupakan buah kesabaran dan semangat untuk bangsa.
Sementara itu, lokasi yang disepakati untuk membangun GWK adalah di perbukitan kapur Ungasan. Lahan tersebut bekas penambangan kapur liat yang sudah ditinggalkan.
Setelah mendapat restu dari Presiden Soeharto pada tahun 1993, gagasan tersebut lalu dilakukan sosialisasi di hadapan para anggota dan pimpinan DPRD Bali.
Serta tokoh-tokoh masyarakat Bali serta masyarakat di sekitar lokasi GWK.
Tidak dapat dipungkiri, Nyoman menjelaskan banyak pro dan kontra soal pembangunan GWK sekitar tahun 1997.
“Dulu waktu awal-awal saya diprotes habis-habisan hampir setiap hari, ada pro kontra tentang patung ini,” kata Nyoman.
Kepala Garuda yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini akan segera dilanjutkan pembangunannya.(Muhammad Hasanudin) Sebelumnya Nyoman pun memiliki 82 persen saham atas GWK.
Namun akibat krisis yang berkepanjangan, Nyoman tidak mampu mempertahankan kepemilikan saham tersebut sehingga akhirnya pada tahun 2012 harus merelakan PT Alam Sutera Realty Tbk untuk mengakuisisi saham GWK.
“Tapi ya kita berjalan dengan apa yang kita yakini, dengan pemikiran ilmiah, rasional. Saya punya keyakinan ini benar, dengan pertimbangan intelektual dan seni tentunya. Karena patung ini melibatkan seni, teknologi, sains,” jelas dia.

Siap Jadi Atraksi Unggulan di Bali Oleh sebab itu, Nyoman mengatakan patung GWK harus dipertanggungjawabkan soal keamanannya seperti tahan gempa, angin, hingga petir karena akan dikunjungi ribuan manusia.
Bila telah rampung, patung GWK akan memiliki tinggi sekitar 121 meter yang disinyalir mengalahkan Patung Liberty di New York.
Terakhir, Nyoman berharap apa yang dilakukan dirinya selama 28 tahun ini, dengan cita-cita membangun GWK bisa menjadi contoh untuk semua anak bangsa Indonesia. (*)