Maestro Nyoman Nuarta: Pemasangan Patung GWK Paling Menyeramkan pada Ujung Sayap Garuda

Patung yang akan jadi ikon baru Pulau Bali ini dia persembahkan kepada bangsa Indonesia sebagai hadiah HUT RI ke-73.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Widyartha Suryawan
Patung GWK nyaris rampung setelah patung Dewa Wisnu diberi mahkota emas, Minggu (20/5). 

Dari rencana 16 modul yang terpasang dalam sehari, cuaca buruk menyebabkan hanya sekitar 4 modul yang bisa dinaikkan.

"Kalau pemasangan mahkota lancar walaupun angin kencang. Itu karena bentuknya yang bulat, sehingga tidak goyang. Berbeda dengan penaikan lempengan modul lainnya yang bentuknya gepeng, bisa kayak layangan kalau diterpa angin," imbuhnya.

Untuk diketahui, patung GWK memiliki tinggi 121 meter. Patung ini diprediksi hanya akan hancur bila kecepatan angin mencapai 250 knot.

Simbol Patung Brahma

Terlepas dari itu, keberadaan patung GWK di Bukit Ungasan yang secara geografis posisinya berada di selatan Bali sempat menuai perdebatan. Sebab, dalam konsep Hindu di Bali ada istilah Dewata Nawasanga.

Konsep ini meyakini terdapat sembilan dewa sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga sembilan penjuru mata angin.

Dalam hal ini, dewa penguasa arah selatan sebenarnya adalah Dewa Brahma, bukan Dewa Wisnu.

Empat orang pedanda menggelar upacara pasupati dan pecaruan di pelataran pedestal patung GWK, Minggu (20/5).
Empat orang pedanda menggelar upacara pasupati dan pecaruan di pelataran pedestal patung GWK, Minggu (20/5). (Tribun Bali/Widyartha Suryawan)

Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, saat upacara pasupati di pelataran pedesatal patung GWK tidak menampik hal tersebut.

Ia mengatakan mungkin hal tersebut tak terpikir ketika awal mula pembangunan patung GWK.

Adalah Ida Pedanda Putra Telabah dari Griya Telabah, Denpasar, yang meyakinkan secara spiritual agar pembangunan GWK tetap dilanjutkan.

Solusinya, akan dibuatkan simbol patung Dewa Brahma di arah selatan, sehingga seolah-olah keberadaan patung GWK berada di utara.

"Ida Pedanda dari Griya Telabah juga berperan penting untuk menguatkan kita secara spiritual agar patung GWK bisa diselesaikan," kata Pastika.

Nuarta juga mengaku bersyukur adanya tuntunan secara spiritual terkait keberadaan GWK di Bali selatan.

Namun, dalam perspektifnya, Nuarta mengatakan penghormatan terhadap Wisnu biasanya diidentikkan dengan pemujaan di gunung tertinggi atau Mahameru.

Sebagaimana misalnya orang Singaraja yang menganggap gunung di sebelah selatan wilayah mereka sebagai Utara.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved