Menjaga Toleransi Antar Umat Beragama Dengan Tradisi Ngejot di Bali
Menurut pantauan, sejumlah warga umat Hindu nampak membawa sejumlah makanan yang akan dibagi ke warga umat Kristen.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Warga di Banjar Piling Kanginan, Desa Mengesta, Penebel, Tabanan, tetap menjaga sebuah tradisi ngejot yang dilakukan antar umat beragama yakni umat Kristen dengan Umat Hindu hingga saat ini.
Menurut pantauan, sejumlah warga umat Hindu nampak membawa sejumlah makanan yang akan dibagi ke warga umat Kristen.
Satu persatu rumah warga pun dikunjungi untuk ngejot atau membagi sejumlah makanan.
Jika umat Hindu ngejot ke umat Kristen pada Hari Raya Galungan, sedangkan untuk umat Kristen melakukan ngejot pada perayaan Hari Natal.
"Tradisi ngejot ini sudah dilakukan secara turun temurun. Jika galungan, kami yang ngejot, begitu juga sebaliknya jika warga umat Kristen ngejotnya pada saat hari Natal," ujar Kelian Banjar Dinas Piling Kanginan, I Wayan Agus Setiawan saat dijumpai, Selasa (29/5/2018).
Agus Setiawan menuturkan, hal ini merupakan perwujudan kerukunan umat beragama di Desa Mengesta, khususnya Banjar Piling Kanginan. (*)