Waspada! Hujan Lebat Landa Sejumlah Wilayah di Bali, Banjir 1,5 Meter Robohkan Rumah Ngurah Bagus
Hujan lebat yang mengguyur Banjar Tegalinggah, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, menyebabkan rumah seorang warga setempat roboh,
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Hujan lebat yang mengguyur Banjar Tegalinggah, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, menyebabkan rumah seorang warga setempat roboh, Kamis (21/6) pukul 01.30 Wita.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun pemilik rumah, Ngurah Bagus (42), diperkirakan alami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Sebab bangunan tersebut menggunakan arsitektur Bali, dan tergolong masih baru.
Data yang dihimpun Tribun Bali di tempat kejadian perkara (TKP), diketahui bangunan yang roboh ini sebelumnya difungsikan sebagai tempat membuat sesajen upakara oleh pemilik rumah.
Beruntung, peristiwa itu terjadi dini hari ketika pemilik rumah tidak sedang melakukan kegiatan di sana, sehingga korban jiwa bisa dihindari.
Ngurah Bagus mengatakan, sejatinya bangunannya tersebut roboh bukan karena guyuran hujan ataupun pondasi rumahnya keropos akibat diguyur hujan lebat selama dua hari.
Tetapi, kata dia, bangunan itu roboh karena tertimpa pagar tembok milik tetangga yang berada di utara rumah.
Menurutnya, sebelum tembok tersebut roboh, di areal rumah tetangganya yang difungsikan sebagai rumah kosan tersebut mengalami banjir hingga ketinggian 1,5 meter.
Pada tembok yang terbuat dari batako itu, terdapat tumpukan barang bekas yang diduga ditaruh oleh penghuni kosan.
Diduga pondasi tembok tidak kuat menahan beban air dan barang bekas, mengakibatkan tembok roboh dan menimpa bangunan milik Ngurah Bagus.
“Yang pertama roboh itu tembok milik tetangga, lalu menimpa bangunan saya. Di sana ada barang-barang bekasnya, dan saaat ini barang bekas dan sampahnya hanyut ke rumah saya. Saya belum tahu secara pasti jumlah kerugiannya, tapi yang jelas tidak ada korban jiwa karena kejadiannya dini hari saat tidak ada yang beraktivitas di sana,” ujar Ngurah Bagus.
Terkait pihaknya akan melakukan upaya hukum atau menerima kejadian ini sebagai musibah, pihaknya belum bisa memutuskan.
“Saya belum tahu, kita lihat saja nanti,” ujarnya di rumahnya.
Kapolsek Blahbatuh, Kompol Ketut Dwikora, saat ditemui di TKP mengaku belum mengetahui secara jelas penyebab peristiwa ini.
Pihaknya juga belum mengetahui apakah korban membuat laporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Blahbatuh.
Sebab saat mendapatkan informasi terjadinya rumah roboh dari anggotanya melalui telepon seluler, dia langsung datang ke TKP untuk memastikan tidak ada korban jiwa.
“Saya belum tahu jelas. Begitu lihat share itu, kejadian di mana, langsung aja ke sini. Saya belum tahu ada laporan atau tidak,” ujar Kompol Dwikora.
Selain rumah roboh, hujan lebat yang terus mengguyur wilayah Gianyar, Kamis (21/6) kemarin, juga mengakibatkan bencana alam di sejumlah titik lainnya di Gianyar.
Seperti terjadi di depan sebuah bengkel mobil di Jalan Merpati, Banjar Sampiang, Kelurahan/Kecamatan Gianyar.
Pohon lantoro dan singapur dengan lebar batang 60 centimeter (cm) dan tinggi 10 meter tumbang, menimpa mobil pikap DK 9674 KY yang terparkir di bawahnya.
Parahnya lagi, saat mobil tersebut tertimpa pohon, di bawah jalan aspal terdapat aliran air, sehingga turut jebol lantaran tidak kuat menahan beban. Beruntung, saat peristiwa nahas tersebut terjadi, situasi di TKP sedang sepi karena terjadi pukul 02.00 Wita.
Pemilik bengkel, Aidin (50) asal Jember, Jawa Timur mengatakan, sebelum peristiwa itu terjadi dirinya mendengar suara gemuruh, serta guncangan seperti gempa bumi.
Saat dirinya menoleh ke depan bengkel, ia mendapati jalan di depan jebol, serta dua pohon tumbang yang menimpa mobil yang sedang menunggu giliran diperbaiki.
"Pukul 02.00 Wita saya mendengar bruus dan paar, seperti ada gempa. Saat melihat ke depan rumah, jalan aspal jebol, dan mobil tertimpa pohon. Mobil itu milik Pak Kadek asal Ubud yang hendak diperbaiki," ujar Aidin. Atas kejadian tersebut, kerugian yang dialami pemilik mobil ditafsir Rp 10 juta.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, mengatakan cuaca buruk dalam beberapa hari ini, berpotensi menyebabkan bencana.
Namun peristiwa yang banyak terjadi adalah pohon tumbang. Sementara untuk rumah roboh, baru terjadi kali ini. Pihaknya berharap masyarakat lebih waspada terdapat potensi bahaya.
“Dalam beberapa hari ini, memang kerap terjadi peristiwa karena hujan lebat. Kami berharap masyarakat lebih waspada, dan teliti akan potensi bahaya,” imbaunya.
Pohon Timpa Kios
Bencana pohon tumbang akibat hujan lebat dan angin kencang juga terjadi di Kabupaten Karangasem, Kamis (21/6) kemarin. Tak ada korban jiwa, pohon tumbang hanya menimpa kabel PLN dan menutup akses jalan raya.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, menyebutkan hujan lebat yang mengguyur wilayah Karangasem mengakibatkan tiga pohon perindang tumbang.
Pertama di Banjar Dinas Triwangsa, Desa Macang, Kecamatan Bebandem. Kedua di Banjar Luah, Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen. Terakhir di Banjar Dinas Pikat, Desa Ababi, Abang.
Pohon tumbang di Macang menimpa kabel listrik PLN dan menutup akses jalan. Sedangkan di Desa Sideman pohon berdiameter sekitar 25 sentimeter menimpa kabel listrik dan kios milik I Nyoman Prasi (55).
Namun kios tersebut tak banyak mengalami kerusakan.
"Untuk pohon tumbang di Ababi hanya menutup jalan penghubung Desa Ababi dengan Budekeling. Saat ini arus lalu lintas sudah kembali normal," ungkap IB Ketut Arimbawa, yang merupakan mantan Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Karangasem.
Arimbawa pun mengimbau masyarakat waspada. Cuaca buruk saat ini juga berpotensi menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Pihak BPBD Karangasem pun telah memetakan daerah-daerah rawan bencana.
"Selain itu gelombang laut juga naik karena terus diguyur hujan. Makanya kita imbau para nelayan di Karangasem tetap waspada dan berhati-hati melaut," tambah Arimbawa.
Sebelumnya, Forecaster on duty BMKG Wilayah III Denpasar, Luh Eka Arisanti, menyatakan penyebab terjadinya hujan beberapa hari ini lebih karena faktor lokal.
Berdasarkan data, kata dia, sepanjang sebulan terakhir pemanasan di wilayah Bali cukup intensif. Curah hujan pun sangat sedikit. Sehingga meskipun saat ini musim kemarau, tidak menutup kemungkinan terjadinya hujan.
"Pemanasan yang cukup intensif itu menyebabkan terkumpulnya uap air. Jadi, energi yang terkumpul selama hampir sebulan ini terakumulasi, sehingga membentuk awan-awan hujan," kata Arisanti.
Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang ini, kata dia, masih berpeluang terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Bali dalam waktu dua hari ke depan. (weg/ful)
Simak video lengkapnya di bawah ini:
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/roboh_20180622_084500.jpg)