Edukasi Produk Tembakau Rokok Alternatif, KABAR Gandeng Pemkot Denpasar

Diskusi guna mencari solusi dalam mengatasi tingginya prevalensi perokok di Indonesia, khususnya Bali

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Karsiani Putri
Ketua KABAR sekaligus peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, Dr. drg. Amaliya, MSc. Ph.D tengah memberikan materi dalam diskusi pada Kamis (2/8/2018) di Colony Creative Hub, Plaza Renon Jalan Raya Puputan, Sumerta Kelod, Renon, Denpasar, Bali. 

Dr. Satriya lebih jauh mengatakan, pemerintah sebagai pembuat dan penentu kebijakan memiliki peran penting.

Pemerintah hendaknya bersedia dan terbuka untuk melakukan riset lebih jauh terkait potensi produk tembakau alternatif di Indonesia.

Adanya kerangka regulasi yang tepat pada akhirnya akan membantu Pemerintah dalam menurunkan angka perokok aktif, dan pada saat yang bersamaan akan menurunkan risiko kesehatan bagi perokok.

Berbicara dari perspektif pengusaha produk tembakau alternatif, Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Aryo Andrianto mengatakan, sebelumnya perokok yang ingin beralih ke produk tembakau alternatif merasa khawatir karena produk ini belum mendapatkan izin dari pemerintah.

"Tapi kini melalui PMK 146 yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pemerintah telah resmi menyatakan legalitasnya. Ini adalah suatu kemajuan bagi industri kami yang patut diapresiasi,” ucap Aryo pada Kamis (2/8/2018) bertempat di Colony Creative Hub, Plaza Renon Jalan Raya Puputan, Sumerta Kelod, Renon, Denpasar, Bali.

Aryo menambahkan, merujuk kembali pada berbagai hasil penelitian yang menyatakan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah, seyogyanya pemerintah kedepannya juga dapat membuat peraturan yang lebih bijak dengan mempertimbangkan sisi konsumen, yakni perokok aktif yang berkeinginan untuk berhenti dengan menggunakan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar dalam prosesnya.

Sebelum sesi diskusi berakhir, Aryo kembali menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam mendorong upaya penurunan prevalensi rokok, yang salah satunya dapat ditempuh dengan penggunaan produk tembakau alternatif.

“Upaya untuk mengatasi permasalahan ini dapat dimulai dari daerah yaitu dengan pemberian informasi yang tepat mengenai produk tembakau alternatif, dan bagaimana potensinya dapat membantu perokok untuk beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko. Bahkan, bukan tidak mungkin nantinya bisa berhenti total. Pemerintah juga hendaknya tetap memberikan ruang bagi pengguna produk tembakau alternatif untuk mengonsumsinya di tempat-tempat umum, karena uap yang dihasilkan produk ini tidak mengubah kualitas udara dalam ruangan tertutup. Dengan demikian diharapkan semakin banyak perokok yang terdorong untuk beralih ke produk lebih rendah risiko ini,” tutup Aryo.

Membantu pemerintah dalam menurunkan jumlah angka perokok di Indonesia, termasuk di Bali merupakan misi utama KABAR.

Sejak diluncurkan pada pertengahan tahun lalu, KABAR yang beranggotakan YPKP Indonesia, APVI, Asosiasi Vapers Indonesia (AVI), Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI), Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ini gencar menggalakkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya TAR, dan potensi dari produk tembakau alternatif dengan menyediakan beragam informasi yang berbasis pada penelitian ilmiah dan teknologi, salah satunya melalui situs www.no-tar.org.

Setelah Bali, gelaran KABAR Roadshow juga akan dilaksanakan di kota Yogyakarta dan Palembang. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved