Abrasi di Bali Kian Parah, Setahun Daratan Tergerus 5 Meter, Wilayah Ini Paling Mengkhawatirkan
Hasil pendataan Balai Sungai Penida dalam setahun terjadi abrasi pantai hingga mencapai 5 meter.
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tingkat abrasi pantai-pantai di Bali khususnya di Buleleng dan pantai selatan seperti di Gianyar, Klungkung dan Karangasem dianggap cukup mengkhawatirkan.
Hasil pendataan Balai Sungai Penida dalam setahun terjadi abrasi pantai hingga mencapai 5 meter.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 2, Balai Sungai Penida, Danang Raditya mengatakan gerusan air laut di daratan atau garis pantai bisa sampai 5 meter per tahun.
“Kemundurannya bisa sampai satu sampai lima meter, seperti di Pebuahan, Jembrana kondisinya memang kritis,” kata Adit ditemui Tribun Bali di kantor Balai Sungai Penida, pada Jumat (3/7/2018).
Sejak Balai Sungai Penida terbentuk pada 2007, penanganan abrasi pantai telah merata dilakukan hampir di semua kabupaten di Bali, meski dengan anggaran yang terbatas. Berdasarkan data dari Balai Sungai Penida, garis pantai terpanjang ada di Kabupaten Buleleng yaitu 172 kilometer (km).
Sedangkan garis pantai yang mengalami abrasi hampir sepanjang 70 km dan telah tertangani sepanjang 37 km.
Begitu juga dengan pantai yang ada di wilayah Gianyar, dari 46 km panjang pantainya, 10 km mengalami abrasi dan sudah tertangani sepanjang 8 km.
“Untuk tingkat abrasi di Kabupaten Buleleng dan Jembrana masih cukup besar karena penanganan yang dilakukan di sana masih minim. Berbeda dengan Kabupaten Gianyar, ruas yang ditangani tinggal sedikit,” terangnya.
Ia menjelaskan penanganan abrasi pantai bisa dengan teknik hard structure dan soft structure.
Teknik Hard structure dilakukan dengan penumpukan batu dan breakwater untuk mangantisipasi datangnya gelombang tegak lurus.
“Karena gelombang yang datang tegak lurus akan direduksi oleh breakwater itu,” imbuhnya.
Adapun penanganan dengan penumpukan batu biasanya menggunakan batu andesit dengan berat bervariasi, 500-1.500 kilogram, sesuai tinggi gelombang dan tingkat elevasi strukturnya.
Elevasi didapatkan sesuai dengan gelombang pantai tersebut, di mana antara Pantai di Buleleng dan Gianyar, elevasinya berbeda.
Selanjutnya, penanganan dengan teknik soft structure salah satunya bisa dilakukan dengan penanaman mangrove.
Dikatakannya, teknik-teknik yang digunakan diusahakan agar sealami mungkin dan menyatu dengan alam supaya tetap terlihat indah untuk menarik wisatawan, ini karena Bali identik dengan pariwisatanya.