Abrasi di Bali Kian Parah, Setahun Daratan Tergerus 5 Meter, Wilayah Ini Paling Mengkhawatirkan
Hasil pendataan Balai Sungai Penida dalam setahun terjadi abrasi pantai hingga mencapai 5 meter.
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Eviera Paramita Sandi
Lebih lanjut dikatakannya, alokasi anggaran Balai Sungai Penida pada tahun 2018 hanya digunakan untuk rehabilitasi pantai di Nusa Penida sepanjang 150 meter, dengan anggaran sekitar Rp 3 miliar.
“Karena kondisi pantai di Nusa Penida perlu banyak perbaikan. Namun perbaikan yang dilakukan di sana memerlukan biaya yang cukup tinggi. Di sana strukturnya berbeda dengan daratan Pulau Bali,yakni berupa batu karang (sea wall),” paparnya.
Sedangkan untuk penanganan abrasi di Bali daratan, kata dia, anggarannya belum ada.
“Kita hanya rehabilitasi di Pantai Nusa Penida dengan kisaran anggaran 3 miliar,” imbuh Adit.
Pembangunan Ikut Picu Abrasi
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 2, Balai Sungai Penida, Danang Raditya menuturkan, banyak faktor yang menyebabkan abrasi, pertama, karena perubahan iklim dan perubahan arah angin yang tegak lurus.
Kedua, faktor manusia, seperti pengambilan batu kerikil oleh masyarakat juga mempengaruhi abrasi.
Ketiga, faktor pembangunan yang berdampak pada abrasi pantai.
Jarak yang aman dari garis pantai untuk bisa digunakan sebagai pemukiman harus disesuaikan dengan jarak sempadan pantainya.
“Jaraknya berbeda-beda sekitar 50 sampai 100 meter tergantung Perda (peraturan daerah) dihitung dari pasang paling tinggi (high water level),” ungkapnya. (*)