Jadi Identitas Sekaligus Kebanggan Bali, Garuda Wisnu Kencana Sebuah Harga Diri
Perjalanan panjang selama 28 tahun kini telah usai, patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) telah berdiri sempurna di puncak bukit Ungasan
Penulis: Eviera Paramita Sandi | Editor: Irma Budiarti
Namun, realitanya kini sebagian dari kita berpaling ke budaya asing.
GWK harapnya bisa menjadi penyemangat untuk kembali ke budaya asli, dan bangsa Indonesia jangan jadi bangsa yang minder hingga mengekor budaya bangsa lain.
"Dignity atau martabat bangsa itu penting, kalau kita tidak punya harga diri kita akan ikut budaya orang," ujarnya.
Nuarta mengenang saat ia mulai menggarap pembangunan GWK sejak masih muda hingga kini sudah menjadi kakek.
Kini ia mengaku "plong" karena tanggungannya telah lunas, sehingga keturunannya kelak bisa melihat hasil kerja kerasnya.
Dari gedung berlantai 20 yang menjadi pondasi patung GWK, masyarakat dapat menyaksikan seluruh Bali dari ketinggian.
Tak hanya itu, bahkan Pulau Nusa Tenggara Barat dan Gunung Rinjani pun bisa terlihat.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, GWK juga akan menjadi "must see destination" bagi wisatawan yang datang ke Bali.
Karena selain bisa menyaksikan patung raksasa yang menjadi ikon Pulau Dewata, lokasi ini juga akan menjadi taman budaya yang menyuguhkan seni dan kreativitas budaya Bali, seperti kidung, tarian, teater, dan lain sebagainya.
"Ini akan menjadi sesuatu yang baru yang akan membawa profit dan benefit bagi masyarakat Bali, khususnya dalam bidang pariwisata," harapnya. (*)