Pesawat Demonim Air Hilang Kontak

Istri Miliki Firasat Tak Baik Saat Video Call Terakhir dengan Kopilot Wayan Sugiarta: Wajahnya Beda

Komang Sri Maheni (37), istri Kopilot Wayan Sugiarta (45), yang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat tak mampu menyembunyikan kesedihannya.

Penulis: Hisyam Mudin | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Hisyamudin/kolase
Istri kopilot Wayan Sugiarta, Komang Sri Maheni (kanan), mendampingi mertuanya yang juga ibu kandung korban, Ni Kadek Nyampuh (kedua kanan), saat dirawat di RS Prima Medika Denpasar, Senin (13/8). Tampak juga ayah korban, I Made Kertiyasa. 

Dituturkan Nyampuh, almarhum selalu menyempatkan waktu untuk menanyakan kabar keluarga, terutama mengingatkan sang ibu untuk menjaga kesehatan.

"Setiap hari anak saya telepon suruh saya jaga kesehatan, jangan kecapean," katanya.

Bahkan, sebelum melakukan penerbangan anaknya sempat menelepon.

"Paginya dia dapat nelpon. Saya tanya kenapa suaranya gitu, dia bilang cuma kecapean saja. Katanya sudah dapat terbang berapa kali dan sekarang mau istirahat. Saya juga bilang istirahat dulu, saya juga gak ngerti katanya di sana banyak nyamuk jadi saya ingatkan pakai obat nyamuk," ceritanya mengenang.

Sebelum insiden nahas terjadi, sang ibu sudah memiliki firasat buruk.

Satu minggu sebelum kejadian, perasaan Nyampuh sangat gelisah dan penuh ketakutan. Ia menakutkan hal buruk terjadi pada sang anak.

"Sebelum kejadian itu firasat saya sudah tidak enak kaya orang ketakutan. Saya cerita ke anak di rumah, perasaan ibu kok seperti akan terjadi sesuatu yang menakutkan. Mereka (anak-anaknya, red) bilang tidak, paling jantung kumat dan disuruh ke dokter," imbuhnya.

Nyampuh sempat melarang Sugiarta bekerja sebagai pilot di Papua, dan menyarankan untuk mencari pekerjaan lain. Namun Sugiarta tetap teguh pada pilihannya.

"Saya bilang, banyak kejadian pilot ditembak di sana (Papua, red), kenapa kamu kok senang sekali ke sana? Dia bilang senang di sana karena alamnya masih jernih, dan orang di sana juga baik-baik, dia senang suasana jauh dari keramaian," tuturnya.

Sugiarta diketahui baru sebulan berangkat ke Papua, ke tempat kerjanya yang baru di maskapai Dimonim Air.

Jauh sebelumnya, Sugiarta juga pernah bekerja di Papu bersama maskapai Sky Aviation. Sekitar tahun 2016, ia kemudian istirahat dua tahun di Bali.

Pemulangan Jenazah

Sementara itu, jenazah Sugiarta bersama tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat Dimonim Air di Gunung Menuk Oksibil sudah tiba di Jayapura, Papua, Senin (13/8) siang.

Keberangkatan delapan jenazah sempat tertunda karena kondisi cuaca di Oksibil yang berkabut.

"Kedelapan jenazah tiba Bandara Sentani Jayapura dibawa menggunakan pesawat Dimonim Air Grand Caravan. Dan kini disemayamkan sementara di RS Bhayangkara Jayapura untuk dilakukan autopsi," ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Ahmad Mustofa, saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon selular, kemarin.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved