Simpang Ring Banjar
Jro Mangku Tak Boleh Merapal Mantra, Genta Peninggalan Pasek Gelgel Pimpin Ritual
Pada umumnya, piodalan dipimpin oleh sulinggih. Namun hal ini tidak terjadi di Banjar Paneca
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Irma Budiarti
Namun lebih kepada pengembangan potensi diri.
Seperti, memberikan jasa transportasi kepada wisatawan yang berada di kawasan Banjar Paneca.
Pentingnya peran pariwisata bagi perekonomian masyarakat setempat, juga membangkitkan kesadaran generasi muda tentang lingkungan.
Seperti, aktif dalam menciptakan lingkungan bersih serta menjaga kelestarian hayati yang ada di kawasan Banjar Paneca.
Terlebih lagi, saat ini Banjar Paneca juga bagian dari wilayah Desa Melinggih Kelod yang menjadi tempat konservasi Jalak Bali.
Di mana, sejumlah Jalak Bali telah dilepas liarkan di sana, dengan tujuan supaya kawasan Desa Melinggih Kelod, menjadi destinasi wisatawan untuk menyaksikan Jalak Bali yang hidup di alam liar.
“Kawasan kami juga bagian dari daerah konservasi Jalak Bali. Untuk larangan berburu, sejauh ini belum masuk ke dalam awig-awig (hukum adat). Tapi, masyarakat di sini sudah memiliki kesadaran untuk tidak berburu. Sebab jika konservasi berhasil, kami sadar, dampaknya akan sangat positif sekali,” tandasnya.
Penunjang ekonomi masyarakat Banjar Paneca, tidak hanya dari sektor pariwisata.
Namun 60 persen, masyarakat setempat juga memiliki peternakan babi.
Dan, hampir semua peternak memiliki pelanggan tetap.
Sadar akan bau limbah babi yang dapat mencoreng citra pariwisata, merekapun memiliki cara profesional dalam mengolah limbah babi ini.
“Ada yang dijadikan gas, ada pula yang dijadikan pupuk, lalu dijual. Karena itu, meskipun 60 persen masyarakat memiliki peternakan babi di belakang rumahnya, bau limbah babi tidak menyebar ke daerah banjar,” ujarnya. (*)