Bali Waspadai Virus ASF, Kini Jadi Wabah yang Menyerang Babi di China
Berita mengenai wabah virus yang dibawa oleh hewan babi, yakni African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika, mencuat belakangan ini.
Penulis: eurazmy | Editor: Ady Sucipto
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, drh. Ni Made Sukerni mengatakan, hingga kini pihaknya masih belum mengambil tindakan lebih jauh terkait ASF, seperti melakukan eliminasi hewan ternak. Sebab, memang belum ada (zero) kasus terkait ASF ini.
Ni Made Sukerni mengatakan, pihaknya hingga kini hanya sebatas melakukan pengawasan (surveilans) di seluruh sentra peternakan di Bali.
"Dari pihak kami bersama tim dari Balai Laboratorium Veteriner akan melakukan pengambilan sampel tes darah hewan ternak babi di seluruh sentra peternakan Bali. Dalam waktu yang sama, kami juga mensosialisasikan tentang adanya virus ini," kata dia saat dihubungi Tribun Bali, Selasa (11/9).
Ni Made Sukerni mengungkapkan,sosialisasi akan menekankan tentang penggunaan bahan makanan ternak babi yang umumnya didapat dari limbah pesawat dan hotel.
Sebagaimana diketahui, limbah pesawat dan hotel menjadi titik utama persebaran virus dari luar negeri.
"Jadi, poin utama pencegahan virus ini kembali terletak pada pengawasan di gerbang masuk Bali seperti di bandara dan pelabuhan," tegasnya.
Diketahui bahwa virus ASF tahan hidup dalam daging babi yang telah diasap, diberi garam atau makanan kurang matang.
Karena itu, sisa daging babi dan bahan mengandung babi mudah menularkan penyakit ini. Meskipun demikian, virus mati pada pemanasan 70C selama 30 menit.
Ni Made Sukerni mengatakan, penetapan status kewaspadaan dilakukan sejak sepekan lalu. Pengawasan penuh akan dilakukan maksimal hingga akhir bulan September 2018 mendatang.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bali akan terus mengumpulkan data pemantauan hingga benar-benar menemukan gejala klinis tertentu.
Secara fisik, kata dia, gejala klinis pada hewan ternak yang mengidap virus ini bisa dikenali dari perubahan perilakunya seperti tidak mau makan dan suhu badan yang tinggi.
"Tanda paling mencolok bisa diketahui dari adanya perubahan warna kulit menjadi kemerahan daripada biasanya. Selain itu, tingkat kematiannya tiba-tiba tinggi. Itu yang patut diwaspadai," papar Ni Made Sukerni.
Ciri-ciri Hewan Terjangkit Virus ASF :
1. Hampir mirip dengan gejala klinis hog cholera
2. Serupa gejala klinis demam berdarah
3. Panas demam tinggi
4. Tingkat kematian hewan ternak tinggi
5. Kulit babi tampak kemerahan/lebih merah daripada warna kulit normalnya. Mengalami pendarahan pada kulit. (*)