Matinya Godel, Warga Langgahan Ungkap Lihat Harimau Bali 5 Tahun Lalu, Namun Begini Fakta Sejarahnya
Ada yang menarik dari keterangan warga Desa Langgahan, Kintamani, setelah muncul rangkaian kasus matinya sejumlah godel
Penulis: I Putu Darmendra | Editor: Ady Sucipto
Saat itu, warga Desa Langgahan kembali digegerkan dengan kasus kematian godel dengan ciri-ciri sama, yakni isi perutnya hilang.
“Ini menguatkan indikasi kami bahwa kematian godel warga merupakan serangan binatang buas. Jika diamati menyerupai jejak harimau. Bahkan menurut cerita masyarakat setempat, pernah terlihat Harimau Bali pada lima tahun lalu. Ukurannya sedikit lebih besar daripada anjing, ,” ujarnya, Jumat (5/10).
Meski mendapat cerita dari warga, Kompol Putu Gunawan tak mau grasa-grusu mengambil kesimpulan sebelum ada bukti yang benar-benar jelas dan meyakinkan polisi. "Tapi kami tidak bisa membenarkan itu tanpa bukti,” ucapnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap mayat godel, polisi menemukan sejumlah luka. Di antaranya gigitan pada bagian leher dan pantat hingga beberapa bagian badan yang tercabik.
“Dengan bekas luka yang ada, prediksi awal saya adalah anjing hutan liar. Namun pada kejadian terakhir, ditemukan jejak kaki yang panjangnya enam sentimeter," paparnya.
Ia menjelaskan, yang paling menguatkan penyebab tewasnya lima godel warga di Desa Langgahan merupakan serangan hewan buas sejenis harimau, yakni bekas luka pada bagian telinga dan beberapa bagian tubuh godel lainnya.
Menurut Kompol Gunawan, apabila bagian tersebut digigit, tentu memiliki luka pada dua sisi.
Kenyataan yang ada, luka justru pada satu sisi. “Dari luka yang ada, dapat disimpulkan hewan memiliki cakar yang tajam. Kalau anjing tidak memiliki cakar sehingga saya gugurkan kemungkinan anjing hutan. Kini perlu dilakukan adalah pembuktian, apa sebenarnya ini,” ujarnya.
Kompol Gunawan memaparkan tiga langkah antisipasi. Pertama, mengingat pada kejadian terakhir sasaran godel belum genap berusia satu hari.
Ia telah melakukan upaya pemasangan kamera pengawas (CCTV) lengkap dengan penerangan untuk memantau malam hari.
Upaya ini telah dilakukan pada satu titik di kandang sapi yang sedang hamil. Perkiraan dua hari atau satu pekan ke depan akan melahirkan.
Kedua, pihaknya juga mengimbau pada masyarakat untuk sementara memindahkan godelnya yang masih berusia satu bulan ke rumah masing-masing khususnya pada malam hari. Ketiga, pihaknya bersama dengan perbekel setempat tengah merancang untuk membuat suatu jebakan.
“Polanya anak sapi diletakkan di suatu tempat serta dibuatkan parit pada sisi-sisinya dengan lubang yang cukup dalam. Parit ini kemudian ditutup dengan daun pada bagian atasnya, sedangkan di dalamnya bisa ditancapkan bambu-bambu runcing, dengan catatan perlu diberi tulisan peringatan sehingga tidak membahayakan warga sekitar,” paparnya.
Hari ini, sejumlah warga Desa Langgahan dengan perbekel dan prajuru adat setempat melakukan penyisiran goa-goa yang ada di wilayah sekitar.
Setidaknya terdapat 50 hingga 75 warga terlibat dalam penyisiran yang dimulai pada pukul 08.00 Wita itu.