Simpang Ring Banjar

Gong Sakral di Pura Batukaru, Hanya Boleh Ditabuh di Utama Mandala Pura oleh Trah Keluarga Kabayan

Banjar Kesiut Kawan Kaja, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, memiliki sebuah gong sakral bernama Gong Luang

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Banjar Kesiut Kawan Kaja, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Tabanan memiliki sebuah gong sakral bernama Gong Luang. 

Namun, perangkat gambelan yang ditemukan tersebut justru kerap berbunyi sendiri saat tengah malam.

Setelah Gong Luang bersuara tengah malam, salah satu anggota keluarga Kiyang Gendrik malah jatuh sakit.

Atas kejadian tersebut, Kiyang Gendrik bersama keluarga akhirnya menggelar musyawarah dengan krama desa saat itu.

Pertemuan itu kemudian menyepakati Gong Luang dipindah tempat penyimpanannya dari rumah Kiyang Gendrik ke Pura Pemaksan, Desa Pakraman Kesiut Kawan.

Sejak dipindahkannya penyimpanan Gong Luang itu, keluarga Kiyang Gendrik merasa aman.

Wayan Mudiasa melanjutkan, seiring waktu berjalan ternyata Gong Luang yang ditemukan Kiyang Gendrik tersebut merupakan milik Pura Luhur Batukaru, yang sudah lama hilang.

Akhirnya Kiyang Gendrik bersama krama desa sepakat gong yang dipercaya sakral tersebut dikembalikan ke Pura Luhur Batukaru.

Setelah dikembalikan ke Pura Luhur Batukaru, keanehan kembali terjadi.

Perangkat Gong Luang tersebut justru kembali hilang.

Dan anehnya lagi, perangkat Gong Luang ditemukan kembali di Tukad Campuhan di mana Kiyang Gendrik menemukan sebelumnya.

"Konon, dulunya itu kejadian aneh tersebut sampai tiga kali terulang,” tutur Mudiasa sembari menunjukkan sebuah alat dalam gong tersebut.

Dari kejadian tersebut, lanjutnya, pangempon Pura Batukaru akhirnya memutuskan untuk mengembalikan Gong Luang ini ke Desa Kesiut.

Dengan catatan, sekaa Gong Luang ini harus ngayah dan nyejer di Pura Batukaru setiap kali ada Karya Pujawali di Pura Luhur Batukaru.

Bahkan, kepercayaan masyarakat, jika gong tersebut belum datang ke pura, segala prosesi upacara belum bisa dimulai.

“Dan sampai sekarang, tradisi tersebut tetap berjalan. Jika Gong Luang belum datang, maka upacara di Pura Batukaru tidak boleh mulai," kata Mudiasa.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved