Simpang Ring Banjar
Sarkofagus Bukti Desa Mengening Dihuni Sejak Zaman Neolitikum
Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng merupakan desa termuda yang ada di Bumi Panji Sakti
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Cengkih merupakan komoditas primadona di desa tersebut.
Luas lahan perkebunan cengkih di desa ini mencapai 400 hektar.
Sementara luas wilayah Desa Mengening kurang lebih 500 hektar.
Wirayuda mengatakan, sejauh ini cengkih yang dihasilkan memang belum menembus pasar ekspor.
Sebab masyarakat setempat masih memasarkan hasil produknya melalui pengepul, dengan harga mencapai Rp 90 hingga Rp 95 ribu per kilogramnya.
"Kata orang-orang cengkih Mengening lebih bagus ketimbang cengkih dari desa-desa yang lain. Tapi setiap desa pasti mengklaim bahwa hasil cengkihnya lebih bagus," terangnya saat ditemui belum lama ini.
Saat ini, petani cengkih di Desa Mengening diakui sedang dirundu perasaan khawatir.
Sebab beberapa tanaman cengkih di desa tersebu diserang oleh hama jamur akar putih (JAP).
JAP dapat menyebabkan taman cengkih menjadi mati.
Daun dan batangnya pun seketika mengering.
Tercatat, hama ini telah menyerang Desa Mengening sejak delapan tahun yang lalu.
Jumlah tanaman yang mati pun semakin meningkat, dan diperkirakan kini telag mencapai ratusan pohon.
"Kami bersama Dinas Pertanian Buleleng memang sudah berupaya melakukan penanggulangan. Memberikan obat-obatan. Cuma petani di desa ini memang suda putus asa. Banyak obat yang dicoba, tapi ternyata hama ini memang tidak bisa dihilangkan. Petani kami sudah mulai resah," katanya.
Untuk itu, Wirayuda berharap agar permasalahan ini dapat ditanggulangi secara serius oleh seluruh pihak, termasuk Dinas Pertanian Buleleng.
"Masalahnya obat yang diberikan tidak seluruhnya bisa menyelamatkan tanaman. Ada yang sudah diberi obat, namun tetap mati. Mudah-mudahan ini bisa ditanggulangi. Sebab kalau dibiarkan akan menular ke tanaman cengkih yang lain," jelasnya.