Simpang Ring Banjar

Suaranya Isyaratkan Sesuatu, Konservasi Burung Hantu Basmi Hama Tikus

Sejak enam bulan lalu, burung hantu jenis Tyto Alba mulai dikonservasi oleh Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan melakukan konservasi burung hantu jenis Tyto Alba. 

Sehingga, seiring waktu berjalan atau tepat pada enam bulan yang lalu, Desa Timpag akhirnya memulai untuk mengkonservasi burung hantu jenis Tyto Alba.

Hal itu tak lepas dari sudah adanya keberadaan 10 ekor burung hantu yang bersemayam.

“Setelah kami belajar kepada yang ahli pada burung hantu, kami mulai berpikir untuk konservasi, terlebih Tyto Alba merupakan predator alami dari tikus yang sering kali menjadi hama. Sedangkan subak yang ada di Desa Timpag juga cukup luas," ungkapnya.

Setelah tercetus ide tersebut, untuk persiapan awal pihaknya membuat Rubuha (Rumah Burung Hantu) yang dipasang atau diletakan di subak.

Awlanya, dibuat sekitar 10 Rubuha yang dipasang dengan jarak sekitar 100 meter.

Terlebih lagi, konservasi ini akan mengarah ke pertanian organik, dimana Tyto Alba sebagai predator alami hama tikus, sehingga untuk mengantisipasi hama itu petani tidak perlu lagi menggunakan pestisida untuk membasmi hama khususnya tikus.

“Dulu sebelum ada burung hantu, petani kami biasanya merugi karena lahannya diserang hama tikus. Dan sekarang keadaan sudah berubah semenjak memanfaatkan predator alami ini,” katanya.

Tak lama kemudian, imbuh dia, Desa Timpag kini sudah memiliki sebuah penangkaran burung hantu yang ukurannya 5x8 meter dengan tinggi 4 meter.

Untuk sementara, ada 7 ekor burung hantu yang diletakkan dengan harapan beberapa waktu kedepan burung hantu ini bisa berkembang biak dengan baik.

"Kami harapkan, predator alami ini akan mampu melindungi lahan pertanian yang luasnya 330,3 hektare yang terdiri dari subak timpag, tangluk, sambean, penatih, subak meliling dan subak kesiut,” harapnya.

Sukawahana menambahkan, selain melakukan konservasi burung hantu, Desa Timpag rencanannya akan segera menuju Desa Wisata.

Segala persiapan sudah mulai dilakukan sejak saat ini.

Seperti menggali potensi-potensi desa yang ada di desa setempat seperti tracking, bersepeda, dan lain sebagainya.

Sehingga, setelah dimulai dengan konservasi burung hantu, Desa Timpag akan semakin dikenal lagi. 

Kembangkan Keripik Gondo

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved