Dada Winasa Terluka Saat Ngurek, Tertusuk Keris dalam Kondisi Kerauhan, Beruntung Selamat dari Maut

Tradisi ngurek (menusuk diri dengan keris) kembali makan korban, kali ini menimpa Gede Winasa alias Gede Badung

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
Infografis Tribun Bali/Dwi Suputra/Widyartha Suryawan

Meski mengalami luka di dada, ia bisa selamat dari maut,

“Dadanya hanya luka sedikit. Mungkin pada saat ngurek, keris yang digunakan sedikit meleset. Korban sampai saat ini biasa-biasa saja. Bahkan tadi (kemarin, red) masih tetap mengikuti upacara di pura," kata Perbekel Desa Penglatan, Nyoman Budarsa, saat dikonfirmasi Rabu (24/10/2018).

Budarsa juga menyatakan pihak desa tidak menggelar upacara penyucian setelah peristiwa tersebut.

“Darahnya tidak sampai menetes ke tanah, hanya di bagian baju saja. Karena itu kami tidak melakukan upacara khusus,” terangnya.

Korban Sering Ngurek

Piodalan Purnama Kelima di Pura Dalem Purwa Desa Penglatan berlangsung selama empat hari empat malam, terhitung sejak Senin (22/10/2018).

Saat kejadian tersebut, kata Budarsa, memang banyak krama yang mengalami kerauhan.

Jumlahnya sekitar 20 orang.

"Untuk kerisnya memang ada di areal pura. Bukan milik perorangan,” tambahnya.

Menurut Budarsa, korban Winasa sudah sering ngurek.

Dan kejadian warga terluka saat ngurek bukan yang pertama kali.

“Korban memang sudah sering ngurek di pura. Bahkan sudah sering ada yang terluka seperti ini. Obatnya ya cane itu, luka langsung cepat kering," tuturnya.

Setelah diberi obat, korban Winasa pun kembali pulang ke rumahnya.

Ia merasa luka di dadanya sudah sembuh.

Namun sekitar pukul 17.30 WITA, korban yang mulanya telah tertidur pulas, tiba-tiba terbangun lantaran darah segar kembali mengucur di bagian dadanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved