Sanggar Eny Art Dance dan Sanggar Tindak Alit Badung Ajak Orang Tua Mensyukuri Kehadiran Anak

Sanggar Eny Art Dance Kerobokan Badung dan Sanggar Tindak Alit Badung, tampil dalam gelaran Bali Mandara Nawanatya III

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Sanggar Eny Art Dance dan Sanggar Tindak Alit Badung di Bali Mandara Nawanatya III, Minggu (4/11/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sanggar Eny Art Dance Kerobokan Badung dan Sanggar Tindak Alit Badung, tampil dalam gelaran Bali Mandara Nawanatya, Minggu (4/11/2018) malam.

Mereka tampil di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar dengan penampilan perdana dari Sanggar Eny Art Dance.

"Jaga dan rawatlah, jangan pernah menyesal menciptakan kami. Kami hadir untukmu... ibu," itulah penggalan dialog pertunjukan teater Sanggar Eny Art.

Sanggar Eny Art Dance Kerobokan Badung mengangkat kisah anak dan orang tua yang berjuang melawan takdir.

"Banyak orang tua yang memutuskan untuk menolak anak yang terlahir karena hubungan di luar nikah, di sini kami ingin menyadarkan bahwa anak itu tidaklah salah, mereka merindukan kasih sayang orang tua," tutur Eny Darmayni selaku koordinator garapan Sanggar Eny Art Dance Kerobokan.

Suara anak kecil yang menyanyikan lagu Nenek Si Bongkok Tiga pun menambah suasana mistis.

Siluet seorang ibu yang berjuang sendirian membesarkan anaknya mulai menunjukkan diri di atas panggung.

Kelenturan para pemain tampak dengan jelas, mengingat Sanggar Eny Art Dance Kerobokan Badung memang khusus mempelajari seni olah tubuh.

"Kami tidak hanya mempelajari tari Bali, kontemporer, namun juga ada olah tubuh dan zumba," imbuh Eny.

Bekerja sama dengan Citra Nala Art Studio & Bahana membuat garapan ini kian sukses membuat penonton merasakan takut, sedih, dan sesekali tawa yang diakibatkan oleh kelucuan kawanan anak-anak yang bermain dengan riangnya.

Penampil kedua yang berasal dari Sanggar Tindak Alit Badung turut mengangkat tema yang hampir serupa.

Garapan bertajuk Cening ini pun mengisahkan sebuah hubungan anak dan ibu yang diselingi pula dengan kisah mistis dibaliknya.

"Jadi kami memang ada kesinambugan dengan penampil sebelumnya, hanya saja kami masukkan sedikit unsur mistisnya," kata I Putu Candra Pradhita selaku pemimpin Sanggar Tindak Alit Badung.

Garapan ini dimulai dengan kemunculan seseorang yang bergerak-gerak layaknya gerakan janin yang masih berada dalam kandungan ibunya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved