Kemenpar Targetkan 20 Juta Wisman pada 2019, Putri Diharapkan Mampu Hadirkan Destinasi Unik

Termasuk sinergi seluruh pemangku kepentingan, dalam membuat jalan baru, bandara, dan lain sebagainya.

Begitu juga fasilitasnya, baik limbah dan sampah harus terkelola dengan baik.

Ia mengatakan, Bali tetap menjadi pelopor karena 40 persen wisman datang ke Bali dan Pulau Dewata mampu menyeimbangkan antara destinasi alam, buatan, dan budaya.

Sejauh ini, kata dia, wisman datang ke Indonesia 60 persennya mencari budaya, 35 persen mencari alam, dan 5 persennya baru menyukai destinasi buatan.

Baginya, baik DPP maupun DPD Putri harus terus menata destinasi sehingga menjadi tujuan utama kedatangan turis.

Selain itu, destinasi dan atraksi juga harus dilengkapi dengan ketersediaan makan dan minum.

Sebab pantauannya, spending turis 40 persen digunakan untuk akomodasi, 45 persen makan-minum, dan 15 persen untuk transportasi.

“Jadi destinasi itu harus menyediakan makan-minum juga,” imbuhnya.

Sehingga semakin banyak turis yang datang ke Bali dan destinasi lain di Indonesia, dan target 20 juta wisman pada 2019 tercapai.

Bagi Dadang, sapaan akrabnya, pembangunan bandara juga tidak bisa disepelekan.

Sebab semakin banyak bandara, maka semakin banyak penumpang yang bisa ditampung.

“Selama ini, 70 persen kedatangan itu dari bandara, 25 persennya dari laut, dan 5 persen dari post lintas batas,” sebutnya.

Mengenai promosi, Kementerian Pariwisata terus melakukan promosi dan strategi marketing baik di dalam maupun luar negeri.

Bahkan anggaran kepariwisataan saat ini mencapai Rp 3,7 triliun, dan mungkin saja akan naik jika destinasi dan atraksi terus berkembang seiring kedatangan wisman yang bertambah.

Selain forum komunikasi nasional, acara Indonesia Tourist Attraction Expo & Forum 2018 ini juga diisi dengan rapat kerja nasional seluruh DPP dan DPD Putri, table top antara buyer dan seller, serta ekskursi tour.