Bali Paradise
Kupu-Kupu Barong, Spesies Unik di Bali Butterfly Park yang Sukses Pikat Pengunjung
Salah satu yang menjadi perhatian adalah kupu-kupu jenis barong atau yang dalam bahasa latinnya memiliki nama Attacus Atlas
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Selain jenis kupu-kupu barong, juga terdapat dua jenis kupu lainnya seperti Helena dan Priamus yang mulai sulit ditemukan saat ini.
Dua jenis ini juga sudah mulai dilakukan penangkaran lantaran jumlahnya mulai sulit ditemukan di alam bebas.
“Karena singkatnya masa hidup kupu-kupu, setiap minggu kami selalu mendatangkan 1.500 kepompong dari tempat penangkaran di Singaraja dan Jembrana. Dari total jumlahnya, sekitar 75 persen berhasil menetas,” terangnya.
Sri kemudian menjelaskan bagaimana proses pengembangbiakan higga menjadi seekor kupu-kupu yang utuh.
Menjadi kupu-kupu utuh membutuhkan waktu kurang lebih selama dua bulan.
Dimulai dari telur yang menetas sekitar seminggu.
Kemudian menjadi ulat, maksimal memerlukan waktu hingga 4 minggu.
Satu ekor ulat bisa menghabiskan daun satu pohon ukuran sedang.
Setelah masa tersebut, ulat kemudian menjadi kepompong dengan waktu maksimal 5 minggu, dan menunggu hingga kepompong menetas menjadi kupu-kupu.
"Makanan kupu-kupu sendiri adalah intisari bunga. Sehingga, tanaman yang kami tanam di kawasan ini adalah sebagian bunga angsoka. Kami buat penangkaran dengan taman kupu-kupu secara terpisah agar kupu-kupu ini selalu memiliki stok dan pengembangbiakan yang maksimal,” terangnya.
Perkembangbiakan dan kelangsungan hidup kupu-kupu tergantung dari faktor cuaca dan iklim.
Karena faktor tersebut yang menyebabkan jumlah dan populasi kupu-kupu menurun.
Jika musim hujan tiba, maka kepompong lebih banyak dan akan rusak kemudian mati.
"Selain itu faktor cuaca, kupu-kupu juga kadang terserang virus parasit yang disuntik dari lalat-lalat buah. Kadang kala itu yang membuat kepompong dan telur gagal menetas," jelasnya.
Kemudian untuk pengunjung, kata dia, yang lebih banyak berkunjung adalah tamu dari kawasan Eropa, sementara untuk tamu lokal lebih sedikit.
Dikatakannya, tamu Eropa selain berwisata edukasi juga melakukan penelitian.(*)