Pesawat Lion Air Kembali Bermasalah, Begini Kesaksian Penumpang: Untung Belum Sempat Mengudara

Pesawat Lion Air Kembali Bermasalah, Begini Kesaksian Penumpang: Untung Belum Sempat Mengudara

DOK Pribadi
Pesawat Lion Air Gagal Terbang dari Juanda Surabaya, Minggu (02/12/2018). 

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo (Rizal Bomantama)
Nurcahyo Utomo mengatakan penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP berasal dari berbagai kesalahan atau multiple failure.

Sebelum pesawat Lion Air PK-LQP jatuh, hidung pesawat turun secara otomatis hampir 24 kali dalam 11 menit.

Pilot dan kopilot berulang kali mengusahakan agar pesawat naik kembali sebelum akhirnya lepas kontrol.

Pesawat Lion Air PK-LQP menukik dengan kecepatan sekitar 700 km/jam sebelum akhirnya menghantam laut.

Laporan awal KNKT sejalan dengan penyelidikan Boeing soal sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).

MCAS adalah sistem otomatis yang mencegah pesawat stall atau kehilangan daya angkat dengan cara menurunkan hidung pesawat secara otomatis, meski dalam kondisi terbang manual (tidak mengaktifkan autopilot).

Meski begitu, KNKT menyebutkan bukan hanya MACS saja yang bermasalah dalam insiden jatuhnya pesawat Lion Ait PK-LQP di Perairan Tanjung Karawang.

KNKT masih menyelidiki sensor Angle of Attack (AoA) dalam pesawat.

Sensor tersebut berbentuk mirip sirip kecil yang ada di samping hidung pesawat.

Alat tersebut berfungsi mendeteksi sudut angle of attack atau kemiringan hidung pesawat saat terbang.

2. KNKT Nyatakan Pesawat Lion Air PK-LQP Tak Layak Terbang

KNKT menyampaikan pesawat Lion Air PK-LQP sudah mengalami masalah tersebut sejak malam sebelumnya, saat pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 itu terbang dari Denpasar menuju Jakarta.

Menurutnya, pesawat Lion Air PK-LQP sudah tidak layak terbang saat mengalami kendala di rute Denpasar-Jakarta, 28 Oktober 2019.

"Menurut pandangan kami, yang terjadi itu pesawat sudah tidak layak terbang," katanya.

Saat itu, kopilot mengatakan bahwa kendali pesawat terasa berat saat ditarik ke belakang (untuk membawa hidung naik).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved