Wiki Bali
TRIBUN WIKI - 7 Tempat Melukat di Wilayah Denpasar
Melukat ini memiliki makna penyucian atau pembersihan diri dengan menggunakan sarana air suci
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Melukat merupakan salah satu aktivitas spiritual yang dilaksanakan oleh umat Hindu khususnya umat Hindu Bali.
Melukat ini memiliki makna penyucian atau pembersihan diri dengan menggunakan sarana air suci.
Selain untuk penyucian diri, beberapa orang juga melakukan pelukatan untuk meminta kesembuhan.
Biasanya umat Hindu akan melakukan ritual melukat ini saat hari raya semisal Purnama, Tilem, Kejang Kliwon, Ngembak Geni, Banyu Pinaruh, atau saat Manis Galungan maupun Manis Kuningan.
Sarana yang lumrah di bawa saat melukat yaitu canang sari atau pejati.
Bagi warga Kota Denpasar berikut tujuh tempat untuk melakukan pelukatan.
1. Pura Campuhan Windhu Segara

Pura Campuhan Windhu Segara merupakan tempat melukat yang sangat dikenal oleh masyarakat, khususnya yang ada di Kota Denpasar.
Untuk menjangkau pura ini pun sangat mudah, dan terletak di Padang Galak, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Denpasar, Bali.
Pemedek yang akan melukat ke pura ini cukup mengikuti jalan menuju ke arah taman festival Padang Galak, kemudian belok ke arah utara di sisi timur taman festival, maka akan sampai pada sebuah pura dan itulah Pura Campuhan Windhu Segara.
Masyarakat biasanya banyak melukat di pura ini saat Kajeng Kliwon, Purnama, Tilem dan Banyupinaruh, Ngembak Geni, juga pada umanis Galungan maupun Kuningan.
Pura ini mulai dibangun tanggal 7 Juli 2005 dan lokasinya merupakan pertemuan antara air laut di Padang Galak dan air tawar yang mengalir dari aliran sungai Ayung.
Untuk melukat di pura ini, sarana yang dibawa yaitu banten pejati yang dihaturkan di tempat penglukatan Ida Bhatara Wisnu serta klungah kelapa gading.
Selain itu, dengan membawa sarana berupa canang sari masyarakat juga sudah bisa melukat di pura ini.