Serba Serbi
Apa itu Sugihan Jawa dan Sugihan Bali?
Pembersihan bhuana agung ini dilakukan dengan membersihkan pelinggih, pura, merajan, maupun lingkungan sekitar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Sesajennya yaitu sesayut tutuan atau pangarad kasukan.
Sehari setalah Sugihan Jawa, dilanjutkan dengan Sugihan Bali yang jatuh hari Jumat (21/12/2018) atau Sukra (Jumat) Kliwon wuku Sungsang esok.
Sugihan Bali berasal dari kata sugi yang artinya membersihkan dan Bali yang artinya kekuatan dalam diri.
Sehingga Sugihan Bali berarti upacara untuk penyucian diri atau bhuana alit atau mikrokosmos baik secara sekala maupun niskala.
Dalam Lontar Sundarigama juga disebutkan:
Sukra kliwon sugyan bali, sugyan ing manusa loka paknanya pamretistan ing raga tawulan, kewala sira apeningan anadaha tirta panglukatan, pabresihan, ring sang pandhita.
Artinya:
Pada hari Jumat Kliwon wuku Sungsang disebut dengan hari Sugihan Bali yang merupakan hari suci bagi umat manusia.
Adapun maknanya sebagai penyucian diri manusia lahir batin dengan cara mengheningkan pikiran, memohon air suci peruwatan, dan pembersihan diri kepada pendeta.
Pada Sugihan Bali ini, masyarakat akan melakukan ritual penglukatan atau pembersihan diri.
Selain itu diharapkan pula melakukan yoga yang bertujuan untuk mengheningkan pikiran dan menenangkan diri.
Hal ini dilaksanakan untuk mempersiapkan diri menyambut hari raya Galungan yang merupakan hari kemenangan dharma melawan adharma.
Oleh karena itu hendaknya manusia memohon kesucian, dan membersihkan diri baik lahir maupun batin. (*)