Warga Bali Dilarang Pasang Penjor di Jalur ini, Berbahaya Bagi Manusia Bahkan Penjor Bisa Putus
Warga Bali Dilarang Pasang Penjor di Jalur ini, Berbahaya Bagi Manusia Bahkan Penjor Bisa Putus
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- General Manajer PT PLN Unit Induk Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa melarang masyarakat memasang penjor di dekat jaringan listrik PLN.
Sebab, dari pengalaman sebelumnya ternyata penjor bisa mengantarkan listrik yang menyebabkan kerusakan pada jaringan PLN.
"Kalau untuk korban jiwa sebelumnya belum ada, tapi jaringan kami ada yang rusak gara-gara penjor, dan penjornya sampai putus. Nah ini tentunya sangat berbahaya kalau ada orang yang pegang penjor," kata Suwarjoni usai menggelar jumpa persi di kantornya, Kamis (20/12/2018).
Baca: Gadis Malang ini Dirudapaksa Selama 7 Hari di Sesetan, Kamar Mandi Jadi Saksi Bisu
PLN berharap masyarakat mengikuti imbauan ini agar tidak ada korban jiwa yang timbul gara-gara penjor yang dipasang di dekat jaringan PLN.
Apalagi saat ini musim hujan, sehingga potensi bahaya lebih tinggi.
"Jangankan penjor basah, penjor kering saja kalau menyentuh jaringan itu bisa berbahaya. Bagi orang yang pada saat itu yang mungkin memegang penjor tersebut. Apalagi musim hujan basah, itu akan sangat berbahaya bagi masyarakat," jelasnya.
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas Mengenaskan, Sisca Lakukan Hal ini Bareng Pria Lalu Masuk ke Kamar
Dari pengalaman sebelumnya, penjor yang ada di dekat jaringan PLN mengakibatkan kerusakan pada sejumlah jaringan PLN.
"Fokus kami pada keselamatan masyarakat, kedua mengamankan aset kami," pungkasnya.
Selama Natal, Galungan, dan Tahun Baru, Bali Bebas Pemadaman Bergilir
PT PLN Unit Induk Distribusi Bali menjamin pada saat hari Raya Natal, Galungan, dan tahun baru Bali bebas pemadaman bergilir.
Ini karena PLN sudah menyiapkan pembangkit dan jaringan.
"Kalau pemadaman akibat gangguan yang berlarut-larut seperti awal Desember kami jamin. Karena dari sisi kesiapan pembangkit sudah dan jaringan kami siapkan. Yang jelas kami sudah berupaya, tapi kalau seandainya terjadi lagi itu kehendak Tuhan. yang jelas kami sudah berikhtiar semaksimal mungkin," kata General Manajer PLN Unit Induk Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa saat menggelar jumpa pers di kantornya Kamis (20/12/2018).
Sebelumnya, pihak PLN sempat berwacana bahwa pemadaman bergilir akan terjadi hampir di seluruh wilayah Bali hingga Januari 2019.
Namun karena PLN sudah berhasil menyiapkan pembangkit dan jaringan, maka dipastikan kedepan listrik Bali aman dari pemadaman.
PLN memprediksi beban puncak penggunaan listrik di Bali jatuh pada tanggal 27 dan 29 Desember 2018.
Sebab, pada tanggal 27 adalah puncak hari libur sehingga diperkirakan pada tanggal tersebut orang yang liburan ke luar Bali sudah kembali ke Bali.
"Tanggal 29 karena itu puncak orang melakukan persiapan tahun baru, jadi dua tanggal ini bebannya paling besar bulan ini. Dan kami sudah antisipasi masa siaga itu," kata Nyoman Suwarjoni.
Terkait pemadaman listrik di sejumlah wilayah di Bali, kata Suwarjoni, karena adanya gangguan dari segi pasokan listrik dari Jawa ke Bali sebesar 150 MW.
Gangguan tersebut bersamaan dengan adanya pemeliharaan pembangkit di PLTU Celukan Bawang dan pihak PLN Bali juga melakukan stok kuota bahan bakar untuk masa siaga di hari Natal, Galungan, dan tahun baru.
"Jadi waktunya bersamaan makanya sampai terjadi pemadaman. Kalau tidak ada pemeliharaan dan tidak ada pengelolaan kuota bahan bakar sebenarnya listrik Bali masih aman," jelas Suwarjoni.
Tiga PLTS Rusak
Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Karangasem kondisinya rusak.
Beberapa inverter yang berfungsi merubah sinar surya jadi energi tak beroperasi maksimal.
Lampu penerangan serta alat penangkal petir juga rusak.
Tiga PLTS yang rusak yakni PLTS Cegi, Desa Ban, Kecamatan Kubu berdaya 15 KWH.
PLTS di Taman Sari, Tianyar Barat, Kecamatan Kubu berdaya 15 KWH.
Terakhir yakni PLTS Bukit Lambuh, Tianyar Tengh, Kecamataan Kubu dayanya 20 KWH.
Kasubag Produksi Daerah Bagian Ekonomi, I Dewa Gede Agung Pemayun menjelaskan, tiga PLTS rusak sejak tahun lalu.
Kerusakannya bagian inverter serta alat lainnya.
Apa penyebab kerusakan? Pemayun belum bisa memastikan.
"PLTS Cegi, Bukit Lambuh, Taman Sari masing-masing punya 3 inverter. Tiap PLTS alami kerusakan 1 inverter," kata Dewa Gede Pemayun, pejabat tamatan S1 Pertambangan salah satu Universitas di Jogjakarta ini.
Ditambahkan, 3 PLTS dengan kondisi rusak hingga kini masih bisa dioperasikan.
Energinya sudah dinikmati masyarakat sekitar.
Satu PLTS mampu menerangi sekitar 60 sampai 100 KK.
Catatannya tiap KK pasang laampu berdaya 3 watt di tiga titik.
Pihaknya telah mengusulkan perbaikan PLTS ke Provinsi Bali.
Sampai hari ini, belum ada respon dari Provinsi.
Untuk sementara kerusakan inverter dibiarkan hingga ada dana.
Dalam waktu dekat pemerintah akan usulkan ke Kementrian ESDM.
"Yang mengecek kerusakan dari Udayana (UNUD). Kerusakan inverter sudah dilaporkan ke provinsi. Dari Provinsi sudah mengusulkan ke Kementrian. Semoga segera direspon, sehingga bisa dilakukan perbaikan," harap Dewa Pemayun.(win/ful)