Bandara Buleleng Akan Dibangun di Bukit Teletubies, Ini Kata Budi Karya Sumadi
Lahan di wilayah Desa Kubutambahan ini dinilai paling ideal bila dibandingkan di wilayah Desa Celukan Bawang
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, memastikan Penetapan Lokasi (Penlok) Bandara Internasional di Kabupaten Buleleng akan terbit tiga atau empat bulan ke depan.
Itu artinya, rencana pembangunan bandara di wilayah Bali Utara ini bakal segera terwujud.
Hal ini ia ungkapkan saat meninjau lokasi pembangunan bandara, Minggu (30/12/2018) siang, yang menurut rencana akan dilakukan di Dusun Tukad Ampel, Desa/Kecamatan Kubutambahan, atau yang sering disebut Bukit Teletubies, dengan luas lahan mencapai 370.98 hektare.
Menhub Budi Karya datang bersama Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Pramesti menggunakan helikopter Dimonim Air Registrasi AS350 B2. Menhub didampingi Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, dan Kelian Desa Adat Kubutambahan Jero Pasek Warkadea.
Berdasarkan tinjauan fisik yang dilakukan, Menhub Budi Karya mengatakan lahan di wilayah Desa Kubutambahan ini dinilai paling ideal bila dibandingkan di wilayah Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, dan Letkol Wisnu.
Pertimbangannya, lokasinya jauh dari pemukiman sehingga tidak perlu merelokasi penduduk sekitar.
Pun terkait teknis, mengingat kountur tanahnya berbukit, proses yang dilakukan hanya cut and fill (gali dan urug).
Artinya, tidak mendatangkan tanah dari tempat luar sehingga pembangunan akan lebih mudah.
"Kami selanjutnya akan melakukan studi, akan mendapatkan masukan dari pemda mengenai tanah, setelah itu kami akan tetapkan lokasinya. Ini (lahan di Desa Kubutamabah, red) paling ideal, penduduk sedikit dan tidak ada tempat-tempat ibadah yang besar, jadi praktis tidak ada masalah sosial," katanya.
Rencananya landasan pacu (runway) akan berada pada koordinat 8°5'6.407" Lintang Selatan-115°10'11.089" Bujur Timur sampai 8°4'54.107" Lintang Selatan-115°12'19.809" Bujur Timur.
"Panjang landasan pacu minimal 3.000 meter dulu. Diharapkan cukup sebagai bandara internasional. Kalau lahannya 300 sampai 400 hektare sebenarnya lebih besar dari Bandara Ngurah Rai, jadi bisa menampung 25 juta sampai 35 juta penumpang,” terang Menhub.
Untuk estimasi biaya, Menhub menyatakan belum dihitung.
Ini karena land development-nya cukup besar sehingga belum diestimasikan secara pasti.
Di sisi lain, Menhub memastikan proses bidding atau tender proyek pembangunan bandara ini bakal transparan.
Proses tender bakal dimulai pada 2019 mendatang setelah melalui studi lebih lanjut.