7 Gelang Perunggu Ditemukan dalam Sakorfagus di Desa Kramas, Ini Penjelasan Sosok di Dalamnya

alai Purbakala dan Cagar Budaya Bali, akhirnya menempatkan sarkofagus yang ditemukan di Subak Amping, Desa Keramas, Blahbatuh, di kantornya.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA
Kepala Purbakala dan Cagar Budaya Bali, Wayan Muliarta, mengatakan jasad di dalam sarkofagus tersebut kepalanya menghadap ke utara sebagai simbol penghormatan terhadap gunung dan laut. 

7 Gelang Perunggu Ditemukan dalam Sakorfagus di Desa Kramas, Ini Penjelasan Sosok di Dalamnya

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Balai Purbakala dan Cagar Budaya Bali, akhirnya menempatkan sarkofagus yang ditemukan di Subak Amping, Desa Keramas, Blahbatuh, di kantornya.

Sarkofagus yang ditemukan pekerja galian akhir Desember 2018 lalu itu, menjadi yang ke-33 yang dievakuasi Balai Purbakala.

Sarkofagus tersebut terus dipelajari, terlebih terkait tulang belulang yang terdapat di dalamnya, guna mengetahui jenis kelamin ‘orang penting’ tersebut.

Tim juga akan meneliti batuan tersebut, untuk memastikan tahun benda purba yang memiliki diameter 111 centimeter (cm) x 64,5 cm tersebut.

Baca: Pemeran Pria Video Mesum di Jembrana Hanya Divonis 8 Bulan Percobaan, Ini Reaksi Jaksa

Baca: Merasa Tak Dihargai Tim Reaksi Cepat Angkat Kaki dari BPBD Gianyar, Anggota: Nasib Kami Tak Jelas

Baca: Bulan Madu di Ubud, Aura Kasih Bagikan Foto-foto Romantisnya Bersama Eryck Amaral

Kepala Purbakala dan Cagar Budaya Bali, Wayan Muliarta, mengatakan jasad di dalam sarkofagus tersebut kepalanya menghadap ke utara sebagai simbol penghormatan terhadap gunung dan laut.

“Sarkofagus biasanya digunakan masyarakat sekitar 2.000 sampai 2.500 tahun lalu, sebagai peti mati orang berpengaruh," ujar Muliarta.

“Selain tulang belulang, kami juga menemukan tujuh buah gelang perunggu."

"Tapi, kondisinya sudah berkarat. Kami menduga, ini merupakan kepala suku atau tetua."

"Mereka dipastikan hidup secara nomaden (berpindah-pindah). Terkait tahun pastinya, itu masih akan diteliti,” tandasnya.

Baca: Akan Dilintasi Iriana Jokowi, Satpol PP Kota Semarang Bongkar Lapak Pedagang dan Reklame Politik

Baca: Ini Penampakan Awan Cumulonimbus dari Jarak Dekat di Langit Makassar, Paling Ditakuti Para Pilot

Baca: Tragisnya Siswi SMP di Lombok, Diperkosa Pacar, Loncat dari Motor, Lalu Digilir 3 Orang Hingga Tewas

Sebelumnya, sarkofagus atau peti batu di zaman dulu tanpa sengaja ditemukan seorang operator alat berat berat, Aom Madlomri.

Pria 45 tahun asal Bogor tersebut menemukan sarkofagus saat mengerjakan proyek pengerukan atau galian tanah di Subak Amping, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

Penemuan sarkofagus tersebut berada di tanah milik Made Beni, warga Banjar Biya,

Anom kepada media mengatakan, menemukan sarkofagus sekitar lima hari lalu.

Dia langsung memindahkan kel lokasi yang lebih aman, agar tak terganggu alat pengerukan.

“Sekitar lima hari lalu ditemukannya. Saya langsung pindahkan ke lokasi yang aman,” katanya, Minggu (30/12/2018).

Baca: 2 Jenderal Keluarkan Perintah Ini Saat Ada Anggota Brimob Dibacok Hingga Meregang Nyawa di Jalanan

Baca: 10 Jam Sewa Hotel Berduaan dengan Pria Banglades, WNI Wanita Ditemukan Tewas

Baca: Detik-detik Sekeluarga Tenggelam, Si Kembar Selamat, Begini Awal Mula Kejadiannya, Kebiasaan Sepele

Sarkofagus ditemukan saat alat berat yang dioperasikannya menggali tanah berkedalaman tujuh meter.

Alat beratnya tanpa sengaja mengeruk bagian atas sarkofagus, sehingga pecah.

"Saya pikir benda keras biasa, ternyata saat digali bagian pinggirnya ternyata benda tersebut bukan batu. Saya pindahkan saja ke tempat yang aman," sebutnya.

Warga yang ada di sana langsung melaporkan pada seorang warga Keramas yang bekerja di Kantor Balai Arkelogi.

Selanjutnya dilaporkan ke Perbekel dan Bendesa pada Minggu pagi.

Perbekel Keramas I Gusti Putu Sarjana mengatakan, sarkofagus ditemukan dalam keadaan pecah.

Sarkofagus terkena alat berat, sehingga pecah. Dan kemungkinan pecahan itu sudah terangkut truk beserta tanah yang telah terjual.

Dan yang tersisa saat ini hanya tanah yang terlihat bercampur dengan tulang belulang.

Saat ini sarkofagus akan diperiksa tim peneliti dari Balai Arkeologi.

Dari informasi yang didapat, penemuan sarkofagus pernah ditemukan sekitar 2009 di Subak Abang, Desa Kermas.

Saat itu, sarkofagus itu ditemukan pembuat batu bata.

Sarkofagus diduga ada sekitar tahun 2000 hingga 2500 di zaman Megalithikum. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved