Cerita Regu Elang BPBD Denpasar yang Sering Tangkap Ular

Sudah 11 hari di tahun 2019 dan sudah ada 10 kali pula pihak BPBD Kota Denpasar menangani kejadian ditemukannya ular oleh warga

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN BALI/BUSRAH ARDANS
Gung Krisna dan Wayan Agus (memegang ular) dua di antara anggota Regu Elang Tiga BPBD Denpasar yang selalu siap menangani kegawatdaruratan, Jumat (11/1/2019) 

"Pengalaman paling jelek itu ya, adanya pendapat masyarakat yang bilang kasian ularnya ditangkap seolah kita buat kekerasan gitu,"

"Pernah ketika mau diamankan ularnya, kan waktu itu enggak ada yang berani. Terus kita plester mulutnya dulu. Eh malah dibilang sama masyarakat 'kok gitu caranya nangkap ular'? 'Kasian dong ularnya' Terus kita mau gimana, kita kan bertugas amankan ular ini apalagi dia besar dan liar," sebut Krisna, juga Agus menimpali.

Mereka juga menyebut tindakan seperti itu hanya beberapa kali dilakukan, jika memang ularnya ganas. Tapi, setelah itu pun akan dilepas kembali.

"Dan itu tidak sampai menyiksa. Apalagi mau dibunuh. Begitu juga dengan hewan lain. Kalau sudah sampai lokasi aman, baru kita buka dan lepas lagi plesternya," ungkapnya, membela.

Ditanya apakah pernah dililit ular, dikatakannya pernah.

Namun hal itu segera teratasi karena mereka bekerja bersama.

"Pernah sih ada yang dililit ular tapi kita kan bekerja dalam tim jadi bisa teratasi. Mudah-mudahan tidak pernah terjadi, kalau ada yang dililit kita lepas sama-sama," jawab dia.

Informasi mengenai adanya hewan liar juga tidak mengenal waktu.

Kadang pagi, siang, sore malam bahkan dini hari.

"Ada saja yang nelpon tiap-tiap jam-jam tersebut. Kalau sudah ditangkap kita amankan ke pos utama terus dikumpulkan dan biasanya ada yang ambil. Atau dilepas ke habitatnya," bebernya.

Aktivitas penanganan ular dan hewan liar ini telah efektif sejak 2014, selain pemadaman kebakaran.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan Kepala BPBD Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa, dia mengatakan jumlah tindakan penanggulangan terhadap hewan liar mencapai 158 kejadian di 2018.

"Satu tahun ini ada 158 kejadian yang berkaitan dengan pengamanan ular dan hewan lainnya. Tapi jumlah ularnya bisa diperkirakan tidak jauh dari jumlah kejadian yang ditindaklanjuti BPBD. Saat ini masih dalam perinciannya," kata Ida Bagus Joni Ariwibawa saat ditemui di ruangannya, Jumat (11/1/2019) pagi tadi.

Ditanya penyebab ular masuk ke rumah warga, kata dia, karena beberapa alasan.

Meskipun dirinya juga heran, mengapa selama setahun ini marak ditemukannya ular di pemukiman penduduk.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved