Ubah Sampah Jadi Komoditas, dari Kompos hingga Barang Hasil Daur Ulang Bernilai Ekonomis

Saat ini masyarakat masih menganggap bahwa sampah merupakan sesuatu yang tidak terpakai, dikumpulkan, kemudian diangkut ke TPA

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Para pekerja sedang memilah sampah-sampah plastik untuk didaur ulang di lokasi pengepulan sampah plastik milik Mat Hari, di Jalan Karya Makmur No 5 Denpasar Utara, Kamis (26/5/2016) 

Sehingga menurutnya yang diperlukan hanya mengubah paradigma yang awalnya dianggap sampah menjadi komoditas yang bernilai.

"Hutan tidak punya sampah, ia bisa menghasilkan kompos. Solusi sangat visibel yakni mengelola kompos. Dan untuk 25 persen sampah nonorganik yang awalnya di gang-gang ada tulisan pemulung dilarang masuk, sekarang jadi pemulung silakan masuk. Kalau pemerintah mau pasti bisa sebagai prioritas. Lembaga swasta yang dananya minim aja bisa bikin, apalagi dana Bali," katanya.

Dikatakan Robi, membuang sampah ke TPA juga bukan merupakan solusi.

"Kalau mengumpulkan sampah, buang ke TPA itu bukan solusi, itu perilaku primtif. Siapa saja bisa melakukannya. Jika TPA penuh kita bikin baru. Kalau di level pemerintah masih begitu, itu artinya pemerintah belum punya cara, pemerintah masih primitif," katanya saat konferensi pers film Pulau Plastik, Rabu (30/1/2019) sore.

Sehingga dengan dibuatnya film Pulau Plastik, ia bersama rekannya memiliki gagasan untuk mengubah paradigma masyarakat tentang sampah.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved