WIKI BALI
TRIBUN WIKI - 9 Patung yang Ada di Kota Denpasar Beserta Sejarahnya
Kota Denpasar memang dikenal punya sejarah panjang sebagai kota yang telah ada sejak zaman pemerintahan kolonial
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Sang Rama yang berdiri gagah dengan panah kemudian di sekelilingnya terdapat pasukan kera sedang bergotong royong membawa batu.
Cerita dari patung ini memang mengisahkan tentang perjalanan Sang Rama dalam menyelamatkan istrinya Dewi Sita setelah diculik oleh Rahwana.
Sang Rama, Laksamana beserta pasukan keranya harus melewati lautan yang sangat luas untuk mencapai Alengka, kerajaan Rahwana.
Untuk mencapai itulah Rama dan pasukannya membuat jembatan dari batu yang disebut Situbanda.
8. Patung Catur Muka

Ide pembuatan Patung Catur Muka lahir setelah disahkannya Lambang Daerah Kabupaten Badung oleh DPRD dengan SKP tanggal 18 Juni 1971.
Sebagai realisasinya, diterbitkan SKP tanggal 28 Desember 1971 yang isinya berupa penugasan membuat gambar Pra Rencana Monumen di Perempatan Agung Denpasar.
Patung ini dibuat untuk penyebaran nilai-nilai filosofis dan konsepsi kepemimpinan.
Pada awalnya patung ini bernama Patung Empat Muka, namun sekarang lebih popular disebut Patung Catur Muka.
Catur Muka berwajah empat menghadap ke empat penjuru mata angin.
Menghadap ke Timur ada wajah Sanghyang Iswara yang bermakna keputusan kamoksan atau kebijaksanaan.
Menghadap ke Selatan ada Sang Hyang Brahma bermakna menjaga ketentraman (menghilangkan segala kejahatan, penyamun, menegakkan keamananan dan ketertiban).
Sanghyang Mahadewa, menghadap ke Barat diikenal juga sebagai Dewa Asung yang mengkaruniakan kasih sayang.
Sanghyang Wisnu, menghadap ke arah Utara (uttara), mempunyai kekuatan untuk menyucikan jiwa manusia “sahanning ras lara roga musna” (segala cacat yang menggangu di dunia termusnahkan), rakyat menjadi bersukaria, negeri aman, manusia gemar menjaga kesucian dan keindahan, negeri sejahtera sentosa.
9. Patung Padarakan Rumeksa Gardapati
Patung Padarakan Rumeksa Gardapati memiliki makna dan simbolitas masyarakat Bali dalam melawan segala bentuk kejahatan.
Selain itu juga memiliki arti rakyat yang menjaga dan mengawal sampai mati, khususnya terhadap aksi premanisme dan peredaran narkoba yang berpuluh tahun mencengkram Bali.
Patung ini diresmikan oleh Kapolda Bali, Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose yang berlokasi di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Renon, Denpasar bertempatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November 2018. (*)