Polisi Tembak Kaca Depan Mobil Komplotan WN Bulgaria di Bali, Ini Penyebabnya

Satu dari tersangka, Varadin Nikolaev (28), juga terpaksa diberikan timah panas di kaki karena melawan ketika hendak ditangkap.

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Busrah Hisyam Ardans
WN Bulgaria yang ditangkap Polda Bali atas kasus skimming ATM 

Sementara status mereka mengunjungi Bali sebagai kunjungan wisatawan.

Di tempat yang sama, Kasubdit 3 Jasantras Ditreskrimum Polda Bali AKBP Nefli menjelaskannya, para tersangka masing-masing memiliki penginapan. Pihaknya melakukan intaian selama 5 hari sebelum penangkapan, Minggu (3/2/2019).

"Awalnya kita sudah pantau dari jam 10 malam sampai jam 4 pagi. Mereka ini mobile terus, tidak berhenti menarik uang. Seketika waktu pukul 4 kita cegat di jalan dekat penginapan dia. Kita sudah pantau mereka ini biasa ngumpul di Villa Garden Omah D'Kampoeng itu yang sudah kita pantau," jelas Nefli.

Uang senilai Rp 788 juta itu diduga sebagai hasil skimming diamankan di villa dan mobil.

"Uang-uang tersangka ditemukan di mobil dan di Villa Garden Omah D'Kampoeng. Juga di Hotel Swiss Bell. Kalau mereka sudah dapat uang banyak, biasanya transfer ke luar negeri. Di sana dikumpul, orang-orang di sini itu para peluncur-peluncurnya saja,” ungkapnya.

"Ada juga uangnya disimpan di rumah dan tepatnya di dalam koper. Pengakuan mereka sih itu semua punya Illijas itu, yang Mr X," imbuhnya.

Sementara rumah bekerja Mr X diduga berada di Nusa Dua.

Di sana ditemukan juga barang-barang atau alat seperti cover pin ATM.

"Sebagian ditemukan di rumah Illijas yang saat ini masih kabur. Cover pin yang dipasang di berbagai ATM sudah diproduksi di Bali. Mereka punya alat dan mesinnya. Jadi sudah dibuat di sini.

Membuat rangkaian kabel, ada cetakannya, menyiapkan kartu, memindahkan itu khusus dibuat di rumah kontrakan Illijas.

Dan si Illijas ini yang bekerja, yang lain tukang eksekusi semuanya," lanjut dia.

Sebelumnya, Fairan juga menuturkan aksi yang dilakukan para tersangka biasanya dilakukan pada malam hari di tempat ATM-ATM yang jauh dari keramaian, dan umumnya tidak dijaga.

"Pencurian data nasabah secara elektronik ini sering dilakukan kelompok Bulgaria, yang saat ini dikenal sebagai kelompok yang sering melakukan kejahatan skimming," kata Fairan.

Pengungkapan kasus tersebut dinilainya cukup rumit karena memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Polisi awalnya hanya mendapatkan informasi dari salah satu bank ada pengambilan uang yang tidak wajar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved