Ida Bagus Suartama & Indra Pratama, 2 Warga Binaan di Lapas Bangli Dikeroyok 16 Napi, Ini Sebabnya
Satu napi yang dikeroyok 16 orang hingga menyebabkan pendarahan itu, diduga sebagai informan lantaran dekat dengan petugas lapas.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ady Sucipto
Namun pihaknya menampik jika terjadi kerusuhan. Sebab suasana di lapas pada saat pengamanan sejumlah pelaku hingga saat ini tetap kondusif.
Ia menjelaskan, pengeroyokan terjadi pada dua hari berbeda.
Yakni pada hari Kamis (14/2) yang berujung pada pengancaman dari 16 pelaku pengeroyokan kepada korban bernama Ida Bagus Suartama agar tidak melaporkan pada petugas lapas.
Belum terungkap pelakunya, pengeroyokan kembali terjadi pada hari Jumat (15/2) dengan pelaku yang sama, hingga menyebabkan korban hampir pingsan.
"Kejadian pada hari Kamis kami ketahui sore hari. Korban tidak berani melapor karena ketakutan. Namun pada pukul 17.30 Wita saat penutupan kamar, korban baru berani melapor pada petugas, dan langsung kami pindahkan kamarnya di blok berbeda untuk keselamatan yang bersangkutan. Sedangkan pada kejadian hari Jumat, korban langsung melapor siang itu ke petugas dengan kondisi shock. Akhirnya kami langsung berikan perawatan dan tanyai dia," terangnya.
Arif mengatakan belum bisa secara pasti memberikan keterangan apa motif dibalik pengeroyokan ini, sebab pihaknya masih terus melakukan penelusuran melalui pemeriksaan terhadap para pelaku.
Namun diduga, 16 napi ini memiliki kecurigaan pada korban yang dianggap merupakan informan karena dekat dengan petugas lapas.
Kedekatan antara korban dengan petugas juga tidak dipungkiri oleh Arif, mengingat korban merupakan napi tamping atau yang dipercaya melakukan suatu kegiatan di dalam lapas.
"Karena korban merupakan napi tamping dan dekat dengan petugas, maka timbul kecurigaan. Padahal belum tentu benar kecurigaan mereka. Namun ini belum merupakan kesimpulan. Sedangkan seluruh pelaku ini baru dilayar 3 hingga 4 bulan lalu, antara pelaku dan korban merupakan satu blok. Bahkan beberapa kali diketahui mereka kerap berkumpul," bebernya.
Atas kejadian ini, pihak lapastik akhirnya mengambil tindakan dengan melakukan pemeriksaan ke dalam lapas, bersama 44 personel dari Polres Bangli dan Polsek Susut.
Pemeriksaan ini, jelas Arif, dilakukan pada pukul 17.30 Wita hingga 19.00 Wita saat penutupan kamar dengan dua tujuan.
Yakni penggeledahan ke seluruh kamar sebagai antisipasi upaya peredaran pengguna dan pengendalian narkoba dari dalam lapas, dan kedua untuk mencari 16 orang pelaku pengeroyokan tersebut.
Pihaknya mengatakan sangat terbantu dengam dukungan jajaran kepolisian Polres Bangli dan Polsek Susut.
"Pelaku pengeroyokan sempat ditutup matanya dengan tangan terborgol saat akan diambil. Tujuannya agar tidak dilihat saat dilakukan klarifikasi dari korban maupun napi lainnya terhadap siapa yang melakukan pemukulan."
Selama proses itu berjalan tertib, tanpa ada perlawanan apapun. Terhadap penggeledahan sore itu, kami menemukan sekitar 4 handphone," terang Arif.