Kisah Para Ibu Yang Terpaksa Mengasuh Bayinya di Balik Jeruji Besi Lapas Perempuan Denpasar
Sang ibu tampak mencium dan mengelus bayinya dengan penuh kasih sayang.
Penulis: Noviana Windri | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM - Sebagai orangtua, siapa yang tidak ingin mengasuh anak di lingkungan yang baik.
Namun, kenyataan pahit harus dirasakan lima warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Bali.
Mereka terpaksa mengasuh anak di balik jeruji besi.
LIMA petugas Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar masing-masing tampak mengendong bayi di lapas, Kamis (21/2/2019).
Para petugas ini bersiap membawa kelima bayi ini imunisasi di luar lapas.
Kelima bayi lucu tersebut merupakan anak lima WBP, yang diasuh di Lapas Perempuan Klas IIA.
Selain oleh ibu kandungnya, mereka sehari-hari diasuh petugas lapas.
"Jadi di sini ada lima cucu saya. (Ibu) Mereka semua ditangkap dalam kondisi hamil. Pas waktu melahirkan kebetulan di sini (lapas)," tutur Kalapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Lili, kepada Tribun Bali, Kamis (21/2).
Sesuai peraturan WBP memang boleh mengasuh anak di lapas hingga berumur dua tahun.
"Setelah itu kami kembalikan ke keluarga. Dan harus diambil," tandas Lili.
Pihak Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar juga bekerjasama dengan puskesmas dan bidan untuk memberikan edukasi kepada para WBP yang mengasuh anak di dalam lapas.
"Dari puskesmas dan bidan sudah memberikan edukasi bagaimana merawat bayi, mandikan bayi, dan mengasuh bayi," ujarnya.
Pola asuh anak para WBP di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar sama seperti dengan pola asuh pada umumnya.
"Bayi pagi-pagi mereka jemur di bawah sinar matahari. Kasih susu. Pokoknya kita sampaikanlah. Ini anakmu jangan sampai seperti kamu, gitu. Kita selalu mengingatkan didiklah dia jadi orang yang baik," ujar Lili ramah.
Sementara Kasi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik, Ni Ketut Sukiati, menjelaskan untuk para tahanan baru wajib tes urine.