WIKI BALI
TRIBUN WIKI- Sejarah dan Makna Logo Sriwijaya Air
Sriwijaya Air berdiri tepat pada Hari Pahlawan, yaitu 10 November tahun 2003.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Sriwijaya Air berdiri tepat pada Hari Pahlawan, yaitu 10 November tahun 2003.
Dengan bermodalkan satu armada pesawat Boeing 737-200, Sriwijaya memulai penerbangan perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-Pangkalpinang PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP.
Para pendiri Sriwijaya Air adalah Hendry Lie, Chandra Lie, Johannes Bundjamin, dan Andy Halim.
Beberapa tenaga ahli yang turut membidani kelahiran Sriwijaya Air adalah Supardi Syahrial, Capt. Kusnadi Yusuf, Capt. Adil W., Capt. Harwick L., Gabriella Sonia, Suwarsono, dan Joko Widodo.
Dengan visi, kapasitas bisnis dan minat masyarakat yang semakin meningkat terhadap jasa penerbangan Sriwijaya Air, penambahan jumlah armada dan rute menjadi sebuah keniscayaan.
Hingga saat ini, Sriwijaya Air mengoperasikan 43 armada pesawat untuk menerbangi 47 kota domestik rnaupun regional, dan ratusan pilihan jam keberangkatan.
Baca: Keputusan Tepat Luna Maya, Hapus Foto Mantan di Medsos Ternyata Bantu Jaga Perasaan Satu Sama Lain
Baca: Rasakan Sensasi Berbeda, Nikmati Sunset dan Sunrise di Infinity8 Bali
Untuk regenerasi armada pesawat dan mengantisipasi penambahan rute, Sriwijaya Air telah mendatangkan Boeing 737-900 ER dan Boeing 737-800 NG.
Dengan menambah rute domestik secara lebih intens, pelayanan pada rute domestik akan lebih maksimal.
Keselamatan (safety), keamanan (security), dan pelayanan (service) merupakan pedoman utama pelayanan Sriwijaya Air bagi seluruh penumpangnya.
Sehubungan dengan itu, dalam hal perawatan dan pemeliharaan armada, Sriwijaya Air bekerja sama dengan ST Aerospace Singapore, Malaysia Airlines Systems (MAS), Garuda Maintenance Facility (GMF) dan PT. Aero Nusantara lndonesia (ANI).
Kerja sama ini dimaksudkan agar para pelanggan Sriwijaya Air mendapatkan rasa aman dan kenyamanan optimal saat menggunakan jasa Sriwijaya Air.
Selain itu, tenaga kerja yang dimiliki Sriwijaya Air merupakan sumber daya manusia pilihan yang terampil, ramah dan terpercaya.
Baca: Inilah Para Artis Tanah Air Yang Merayakan Hari Raya Nyepi, Ada Yang Berfoto Bersama Ogoh-ogoh
Baca: AirAsia Tarik Semua Tiket Penerbangan dari Traveloka, Ini Penyebabnya
Sesuai dengan moto Sriwijaya Air yaitu "Your Flying Partner", kini Anda dapat melakukan reservasi tiket secara lebih nyaman dan mudah selama 24 jam, cukup dengan menghubungi nomor hotline 021 292 79 777 atau 0804 1 777 777.
Arti Logo dan Warna :
Logo Sriwijaya Air: Dibaca RU-YI (Bahasa Cina), yang artinya: apa yang kita inginkan atau usahakan harus yakin bisa tercapai.
Warna Putih: Seluruh karyawan Sriwijaya Air harus memiliki hati yang bersih, sebersih warna dasar armada Snwijaya Air.
Warna Biru: Sriwijaya Air berkeinginan untuk melanglang buana ke seluruh pelosok Nusantara tercinta.
Warna Merah: Para pimpinan dan karyawan Sriwijaya Air harus berani dan bijak dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan.
Tulisan Sriwijaya Air: Sriwijaya Air harus menjadi perusahaan yang besar dan terkenal, seperti kerajaan Sriwijaya yang namanya terukir dalam sejarah nasional dan regional.
Lekukan hati di atap pesawat: Para pimpinan dan karyawan harus mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa cinta terhadap perusahaan.
Baca: Api Cemburu Jadi Petaka, Mata Luh Mita Rusak Disiram Cairan Kimia, Diah Terus Menangis Minta Maaf
Baca: Cara Unik Lapas Perempuan Denpasar Musnahkan HP Sitaan: Dicelupkan ke Air Garam hingga Buat Galeri
Dalam perkembangannya, Sriwijaya Air juga mendirikan beberapa anak perusahaan yang hampir keseluruhannya menggunakan istilah NAM sebagai akronim kecuali untuk NAM Air, sebagai bentuk penghargaan kepada Ayahanda dari Bpk. Chandra Lie, yaitu Bpk. Lo Kui Nam. Berikut di antaranya.
NAM Air- Maskapai Pengumpan Sriwijaya Air yang didirikan pada 26 September 2013, kemudian terbang untuk pertama kalinya 11 Desember 2013.
National Aviation Management- Sekolah Penerbangan yang berbasis di Pangkal Pinang, lebih dikenal sebagai NAM Flying School.
National Aircrew Management-Sekolah Awak Kabin Group Sriwijaya Air yang berbasis di Jakarta. Dikenal juga sebagai NAM Training Center.
National Aircraft Management - Berperan dalam perawatan kecil Pesawat Terbang Group Sriwijaya Air.
Perawatan utama dilakukan di GMF AeroAsia di Jakarta atau AiRod Sdn Bhd di Kuala Lumpur, Malaysia.
Negeri Aksara Mandiri - Berperan dalam produksi Inflight Magazine "SRIWIJAYA" yang digunakan Sriwijaya Air dan NAM Air.
Seluruh armada Sriwijaya Air memiliki nama tersendiri yang terletak di bagian depan pesawat (nosename) dengan filosofi yang berbeda.
Nama ini diambil dari nama tempat, burung, tanaman, ataupun petikan kata dari ayat di kitab suci. Sebagai contoh adalah "Rajawali", "Gaharu", "Kebersamaan", "Hawila", dan "Serumpun Sebalay".
Garuda Indonesia Group, melalui anak perusahaannya PT Citilink Indonesia, mengambil langkah strategis dengan mengambil-alih pengelolaan operasional Sriwijaya Air dan NAM Air.
Langkah strategis ini direalisasikan dalam bentuk Kerjasama Operasi (KSO) yang dilakukan oleh PT Citilink Indonesia (Citilink) dengan PT Sriwijaya Air dan PT NAM Air.
KSO tersebut telah ditandatangani pada tanggal 9 November 2018 yang lalu. Keseluruhan operasional Sriwijaya Group termasuk finansial akan berada di bawah pengelolaan dari KSO tersebut.(*)