Dua Kali Dipukul Suporter hingga Masuk RS, Cerita Wasit Nasional Asal Denpasar Selama Berkarier
Pria berkulit sawo matang ini mengatakan, banyak pengalaman yang ia dapatkan semenjak menjadi seorang wasit resmi sepak bola
Penulis: Putu Dewi Adi Damayanthi | Editor: Irma Budiarti
Setiap hari harus meluangkan waktu untuk melatih kekuatan dan daya tahan fisik.
“Walaupun hanya jogging ringan saja, tetap seorang wasit harus melakukanya rutin setiap hari. Juga pengetahuan tentang aturan pertandingan harus senantiasa ditingkatkan,” kata Ali.
Ia berharap, di masa mendatang akan banyak muncul wasit-wasit nasional yang berasal dari Bali, terutama wasit tengah.
Sesuai aturan PSSI (Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia), Ali sekarang memasuki usia menuju pensiun.
Sebab, usia maksimal wasit di Indonesia adalah 45 tahun.
Setelah pensiun, Ali berencana untuk berlanjut ke pekerjaan baru yang masih terkait dengan dunia perwasitan.
Baca: Ramalan Zodiak 10 Maret 2019: Scorpio Harus Tenang, Virgo Banyak Pengeluaran Tidak Penting
Baca: Grand Opening Pasar Badung Diundur Tanggal 22 Maret 2019, Ini Alasannya
Yakni menjadi instruktur wasit.
Dia akan mengambil kursusnya dalam waktu dekat.
“Usia pensiun wasit memang sudah ditentukan oleh PSSI bahwa usia 45 tahun sudah tidak bisa memimpin pertandingan. Saya kan memasuki usia itu. Rencananya saya akan ikut (kursus) penilai wasit atau instruktur wasit. Rencananya habis bulan puasa Ramadan nanti. Sebab, kalau saya berhenti menjadi wasit, ilmunya hilang kan rugi. Jadi ilmu itu ikut dijenjang atau dinaikkan lagi ke instruktur wasit atau penilai wasit, pengawas wasit. Jadi gak jauh-jauh dari wasit, cuma saya gak di lapangan. Saya mengawasi dan menilai dia (wasit) saja,“ katanya.
Selain akan mengambil kursus menjadi instruktur wasit, ia juga berencana melanjutkan pekerjaannya menjadi pelatih fisik freelance untuk anak-anak muda yang akan mengikuti ujian masuk TNI atau Polri.(*)