Rayakan Kemenangan Kebaikan atas Kejahatan dengan Pesta Warna

Teriakan histeris kegirangan terdengar ketika berbagai macam warna ditembakkan dari mesin penembak warna yang ada di depan panggung

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Putu Supartika
Pelaksanaan Festival Holi atau Holi Festival Colour 2019, Sabtu (23/3/2019). 

Ini merupakan festival yang digelar setiap tahun yang diadakan oleh Consulate General of India Bali sejak empat tahun lalu.

Konsulat Jenderal India di Bali, Shri R. O. Sunil Babu mengatakan, pada perayaan Holi tahun 2019 ini, festival asli India ini digelar di berbagai belahan dunia termasuk di Bali.

Pelaksanaan Festival Holi atau Holi Festival Colour 2019, Sabtu (23/3/2019).
Pelaksanaan Festival Holi atau Holi Festival Colour 2019, Sabtu (23/3/2019). (Tribun Bali/I Putu Supartika)

Tradisi ini sebenarnya dilaksanakan di utara India dengan bergembira menggunakan berbagai warna yang dilaksanakan pada bulan Februari atau Maret atau bulan Phalguna.

"Perayaan Holi ini sebagai hari paling penuh warna untuk merayakan persaudaraan di antara masyarakat. Ini menandakan kemenangan kebaikan atas kejahatan, merayakan datangnya musim semi dan berakhirnya musim dingin di India," kata Sunil Babu.

Baca: Rudenim Denpasar Datangi Wagub Bali, Minta Dukungan Menuju Wilayah Bebas Korupsi

Baca: Nafsu Pelatih Timnas Vietnam Melibas Timnas U-23 Indonesia, Park Hang-seo: Waspada Skill Individu

Selain itu, acara ini juga dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah dan para peserta bergembira penuh kekerabatan serta saling memaafkan.

"Empat tahun ini kami selalu melaksanakan acara ini dan selalu dapat dukungan dan partisipasi luar biasa. Kita tahu Bali dan India dikenal memiliki keterikatan dalam hal budaya sehingga memudahkan memperkenalkan India dan daya tarik budayanya pada masyarakat Bali," imbuhnya.

Pelaksanaan Festival Holi atau Holi Festival Colour 2019, Sabtu (23/3/2019).
Pelaksanaan Festival Holi atau Holi Festival Colour 2019, Sabtu (23/3/2019). (Tribun Bali/I Putu Supartika)

Sementara itu, menurut Gubernur Bali, Wayan Koster dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan SDM, Ni Luh Made Wiratmi, ada beberapa kesamaan tradisi antara Bali dan India terkait perayaan Holi ini, di mana di Bali ada sasih kapat (bulan keempat) dan Galungan-Kuningan.

Baca: Fitri Tropica Ungkap Cara Unik Dirinya Mencegah Pertengkaran dengan Sang Suami

Baca: Presiden Jokowi Kaget Gara-gara Dipanggil Seperti ini Oleh Seorang Warga Jawa Tengah

"Di Bali ada tradisi kartika masa saat dimana bunga-bunga bermekaran, kartika panedenging sari atau pada sasih kapat atau sekitar bulan Oktober puncak bunga bermekaran. Saat kartika masa dilakukan upacara di berbagai pura di Bali," katanya.

Sedangkan untuk Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan hari memperingati kemenangan dharma melawan adharma yang memiliki makna sama dengan peryaan Holi ini.

Ia juga menambahkan bahwa Bali telah menjalin hubungan dengan India sejak lama yang bisa dilihat dari prasasti Blanjong di Sanur.

Dalam prasasti Blanjong itu tertulis bahwa Bali dan India telah berhubungan sejak abad ke delapan tepatnya tahun saka 835 atau tahun 913 masehi.

"Temuan di Desa Sembiran juga menunjukkan adanya hubungan kebudayaan yang lebih tua antara India dan Bali. Ada ekspedisi dari India di masa yang lampau yang menunjukkan hubungan erat Bali dan iIdia," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved